Go-Food mencatat ayam, nasi, kopi dan mi, serta gorengan sebagai kuliner terbanyak dipesan sepanjang 2018. Aneka menu ayam dibeli hampir 10 juta kali, paket nasi 3,5 juta kali, minuman olahan kopi dan mi 1,5 juta kali, sedangkan gorengan sekitar 1,2 juta kali.
Angka tersebut berasal dari transaksi yang dilakukan para pengguna baru Go-Food. Layanan pemesanan makanan dan minuman secara daring melalui aplikasi Go-Jek ini mengklaim new user naik 50% pada tahun lalu secara year on year (yoy).
"Kami ingin membiasakan konsumen (Go-Jek) bahwa inilah cara baru wisata kuliner. Bisa mengeksplorasi makanan-makanan terbaik di wilayah masing-masing," kata VP Marketing Go-Food Aristo Kristandyo, di Jakarta, Senin (7/1). (Baca juga: Pengalaman Konsumen, Kunci Pebisnis Kuliner Daring Gaet Pelanggan)
Tanpa menyebutkan angka persis, Go-Food menyatakan pemesanan terbanyak berlangsung pada jam makan malam mulai pukul 19.00. Kepadatan order saat periode jam makan siang justru berada pada urutan kedua.
Pertumbuhan transaksi via Go-Food tertinggi ada Sukabumi, Samarinda, Balikpapan, Padang, dan Cirebon. "Ini menunjukkan antusias konsumen di kota luar Jabodetabek ini," ujar Aristo. (Baca juga: Bisnis Kuliner di Luar Jakarta? Ini Saran Chicken Crush dan Burgreens)
Go-Food mencatat makanan dan minuman yang dikirim kepada pelanggan melalui mitra pengemudi mencapai 500 juta sepanjang tahun lalu. Angka ini berasal dari aktivitas pesan antar di 167 kota/kabupaten yang dilayani Go-Jek.
Berdasarkan volume pemesanan terbanyak, Go-Food mendapatkan gambaran tren kuliner 2018. Terdapat empat karakter makanan dan minuman, yaitu aneka minuman olahan kopi, makanan bersensasi pedas, variasi bumbu telur asin, dan beragam menu manis.
Sementara itu, makanan dan minuman bertema kesehatan (healthy food) serta beragam jajanan unik diprediksi akan menjadi tren pada 2019. Asumsi ini merujuk kepada kata kunci terbanyak digunakan, seperti 'sayur', 'vegetarian', 'vegan', 'cheese tea', dan 'indonut'.
(Baca juga: Tren Kuliner 2019, Orisinalitas Menu Jadi Orientasi Utama Konsumen)
Chief Commercial Expansion Go-Jek Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan, perusahaan hendak memposisikan Go-Food sebagai layanan bersifat personal. "Info Go-Food di masing-masing pengguna berbeda sesuai lokasi," ujarnya.
Fitur personalisasi yang dimaksud contohnya ialah merchant-merchant terdekat akan tampil teratas. Selain itu, promo yang ditawarkan juga berbeda-beda menyesuaikan riwayat pencarian dan pemesanan pengguna.
Sampai dengan pengujung tahun lalu, mitra Go-Food berskala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengalami kenaikan sekitar 50%. Total merchant layanan pesan antar daring ini sejumlah 300.000, sekitar 80% di antaranya adalah pelaku UMKM.
"Semakin banyak yang merasakan kemudahan berwisata kuliner. Ini berbanding lurus dengan peningkatan volume transaksi, dan skala bisnis UMKM kuliner terus berkembang," tutur Catherine. (Baca juga: Alasan Kuliner Indonesia Kurang Populer di Luar Negeri)
Jacqueline Hassan selaku Pemilik Merchant Kopi Janji Jiwa Cabang Radio Dalam membenarkan bahwa Go-Food membantu mendongkrak volume transaksi. Selama Pesta Mamimumemo Go-Food 2018 transaksi kedai ini meningkat hingga 50% daripada hari biasa.
"Sejak bergabung menjadi mitra, kami tak khawatir memikirkan persaingan pasar. Dalam sehari, konsumen yang menikmati menu di tempat dengan pesanan via Go-Food itu lebih tinggi," ujarnya. (Baca juga: Cermat Melihat Kekurangan, Pebisnis Kuliner Akui Butuh Bimbingan Ahli)
Pada tahun lalu, Go-Food mencatat hampir 7 juta martabak diantarkan kepada pelanggan. Sebanyak 6,44 juta perut terselamatkan dari rasa lapar pada malam hari dengan jumlah porsi paket nasi dan lauk sekitar 16,68 juta. Total jarak tempuh Go-Food mencapai 624,97 juta km.