Jusuf Kalla mengatakan metode kampanye bertemu dengan calon pemilih dalam jumlah banyak tidak lagi efektif. Karenanya, perlu perubahan strategi. Saat ini waktunya berkampanye dengan cara door to door.
Kampanye massal tidak efektif seiring hilangnya rapat umum sehingga tidak ada rally sepeda motor ke mana-mana. “Setelah melihat kampanye dua bulan ini, optimistis, bahwa keterpilihan atau suara Pak Jokowi dan partai-partai yang ada terus positif, naik secara bertahap,” kata Jusuf Kalla di Jakarta, Senin malam.
(Baca: Jokowi dan Prabowo Saling Berebut Dukungan di Kantong Suara Lawan)
Dalam kesempatan itu, dia selaku Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Usai memimpin rapat evaluasi di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, JK, demikian dia biasa disapa, mengatakan target perolehan suara inkumben minimal 60 persen. Namun, dia tidak membahas lebih rinci mengenai angka ini.
Sementara itu, politikus PDI Perjuangan, Pramono Anung yang juga Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye, mengatakan seluruh ketua umum partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf telah menginstruksikan kepada semua calon anggota legislatif (caleg) untuk melakukan metode kampanye tersebut.
(Baca: Pakai Jurus Trump Demi Menang Pilpres 2019)
Pramono mengatakan kampanye yang dilakukan para caleg di pusat dan daerah akan ditingkatkan dengan menyosialisasikan pasangan capres-cawapres usungan mereka. Saat ini, belum semua caleg dalam berkampanye door to door kepada masyarakat. “Selain menyosialisasikan dirinya, mereka menyosialisasikan capres-cawapres. Itu yang akan dilakukan secara masif,” kata Pramono.
Dia meyakini dengan turut mengampanyekan capres-cawapres dalam kampanye door to door, para caleg akan mendapatkan keuntungan yakni perolehan suara partai koalisi dalam Pilpres 2019. Seluruh ketua umum partai koalisi pun sepakat untuk menginstruksikan hal ini kepada para caleg mereka menyuarakan capres-cawapres.