Perebutan basis suara menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun depan semakin menjadi. Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berlomba untuk merebut dukungan di kantong-kantong suara yang pada Pilpres 2014 menjadi basis kekuatan lawan.
Sabtu (15/12) kemarin, Jokowi hadir di Pekanbaru, Riau untuk memberi pengarahan langsung pada Tim Kampanye Daerah (TKD) Wilayah Riau untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 01 di provinsi ini. Jokowi memberikan perhatian khusus untuk Provinsi Riau lantaran survei internal menunjukkan elektabilitas petahana di wilayah tersebut hanya mencapai 42%. Sementara itu, pasangan calon nomor urut 2 Prabowo-Sandiaga mendapatkan suara 54%.
Oleh karena itu, Jokowi berpesan kepada TKD Wilayah Riau agar berhati-hati namun tetap optimistis dalam menjalani Pilpres 2019. "Tidak usah pesimis, saya yakin dengan militansi bapak dan ibu bisa," kata Jokowi saat memberikan pengarahan di depan TKD Riau, akhir pekan lalu.
(Baca: Jokowi Akui Elektabilitasnya di Riau Masih Kalah dari Prabowo)
Data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan, perolehan suara Jokowi di provinsi ini hanya terpaut tipis melawan Prabowo saat Pilpres 2014. Jokowi yang berpasangan dengan Muhammad Jusuf Kalla saat itu meraih 49,8% suara sedangkan Prabowo-Hatta Rajasa meraih 50,1% suara.
Jokowi meminta TKD melakukan pendekatan dari pintu ke pintu rumah masyarakat. Dia juga memberi masukan agar keberhasilan pemerintah di Riau terus diangkat. Contohnya, masalah asap kebakaran hutan di provinsi ini yang berhasil dihentikan.
Selain itu, keberhasilan pemerintah mengambil alih pengelolaan Blok Rokan dari Chevron juga patut menjadi materi kampanye yang efektif. Bahkan, Jokowi menjanjikan warga Riau harus menjadi salah satu komisaris di perusahaan yang mengelola Blok ini nantinya. "Itu bisa disampaikan kepada masyarakat," kata Jokowi.
Selain TKD, ada beberapa titik yang disambangi Jokowi mulai dari Lembaga Adat Melayu untuk menerima gelar adat, menyerahkan sertifikat Tanah Objek Reformasi Agraria (TORA), nenghadiri kirab budaya di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Pekanbaru, hingga bertemu masyarakat Jawa kelahiran Sumatra. Dengan strategi tersebut, TKD Riau optimistis bisa meraih 60% suara pada Pilpres 2019.
Bulan lalu Jokowi juga menghadiri acara TKD Jawa Barat di Bandung. Saat memberi pengarahan, dirinya mengaku yakin pasangan 01 dapat mengalahkan lawannya walaupun diprediksi kemenangan tersebut diraih dengan angka yang tipis. Jokowi pada Pilpres 2014 mengalami kekalahan cukup telak dari Prabowo di Jawa Barat, dengan perolehan suara 59,7% untuk Prabowo dan 40,2%. "Feeling saya di Jawa Barat menang, tapi tipis," kata Jokowi dikutip dari Kompas.
Pindahkan Markas
Langkah Jokowi menuju Riau ini hanya berlangsung beberapa hari dari keputusan BPN Prabowo-Sandiaga yang memindahkan markas pemenangannya ke Jawa Tengah (Jateng) dilakukan untuk menggaet suara pemilih milenial. Selain itu Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said mengatakan, pada Pilpres 2014 lalu secara nasional Prabowo kalah delapan juta suara dari Joko Widodo (Jokowi). Enam juta suara di antaranya didulang Jokowi dari Jateng.
Sudirman mengungkapkan, meski Prabowo kalah tahun 2014 namun hasil Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2018 yang diperolehnya sebesar 41,23% merupakan modal yang harus dijaga dan dipertahankan. Itu sebabnya, ia diminta bertanggung jawab untuk menjaga, bahkan meningkatkan suara di Jateng. BPN sudah membuka posko di dua kota di Jateng, yakni di Tegal dan Solo.
Dengan perhatian Sandi yang lebih besar di wilayah Jateng, Sudirman yakin persentase perolehan suara pasangan calon nomor 02 akan lebih besar daripada hasil Pilgub Jateng. "Saya meyakini hasilnya akan lebih baik dari hasil Pilgub karena Sandi akan lebih banyak turun menyapa masyarakat Jateng," kata Sudirman yang sebelumnya maju sebagai calon gubernur Jateng tetapi kalah suara dari Ganjar Pranowo.
(Baca: Sandiaga Uno akan Pindahkan Markas Perjuangan ke Jateng)