Langkah Lunglai Prabowo-Sandiaga Menarik Dukungan Warga NU

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Jokowi dan Ma\'ruf Amin serta Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat mengikuti rapat Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Capres dan Cawapres Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9/2018). \
Penulis: Dimas Jarot Bayu
1/12/2018, 09.18 WIB

Persaingan pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin serta Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk menarik dukungan warga Nahdlatul Ulama (NU) dalam Pilpres 2019 makin ketat. Prabowo-Sandiaga baru-baru ini mendapat dukungan dari keluarga pendiri NU. Meski begitu, langkah ini diprediksi tidak akan banyak berpengaruh terhadap dukungan arus utama NU ke pasangan Jokowi-Ma'ruf.

Beberapa cucu pendiri NU yang menyatakan mendukung Prabowo-Sandiaga, antara lain KH Hasyim Karim, Irfan Yusuf Hasyim, KH Fahmi Amrullah, KH A Baidhowi, Gus Billy, Gus Adib. Kemudian, KH Hasib Wahab, KH Ghozli Wahib Wahab, Hj Maslachah Wahib Wahab, KH Rohmad Wahab, Gus Abdul Rozak, dan Nyai Hj Oni Idris Hamid. Mereka berasal dari Pesantren Tebu Ireng dan Tambak Beras.

Dukungan para cucu pendiri NU itu disampaikan di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (28/11) malam. Alasannya, mereka menganggap Prabowo memiliki solusi untuk menghadapi berbagai masalah Indonesia saat ini. "Kami bangga terhadap fokus Prabowo-Sandiaga mengatasi persoalan ekonomi," kata Hasyim.

Meski mendapat dukungan cucu pendiri NU, hal tersebut dianggap tak akan terlalu besar mengubah arah dukungan mayoritas warga Nahdliyin. Saat ini, mayoritas warga NU lebih mendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin ketimbang Prabowo Sandiaga.

Berdasarkan hasil sigi Media Survei Nasional (Median) yang dirilis pada Selasa (27/11), elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di kalangan warga NU sebesar 46,6%. Sementara, Prabowo-Sandiaga hanya memperoleh suara sebanyak 36,4%.

Survei Alvara Research Center pada Oktober 2018 juga menyebutkan Jokowi-Ma'ruf memperoleh suara 55,5% di kalangan warga NU. Adapun elektabilitas Prabowo-Sandiaga di segmen serupa sebesar 33,1%.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, dukungan mayoritas warga Nahdliyin bakal tak berubah karena NU secara struktur sudah menyatakan dukungannya kepada Jokowi.

Hal itu seiring dengan dipilihnya mantan Rais Aam PBNU Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden pendampingnya. "NU kan kalau secara struktur tidak dipungkiri akan memilih Pak Jokowi-Maruf Amin," kata Pangi di Jakarta, Jumat (30/11).

Pangi pun menilai Ma'ruf memiliki basis dukungan yang besar di kalangan warga Nahdliyin. Pasalnya, jabatan Rais Aam yang pernah diemban Ma'ruf posisi tinggi dalam struktur di PBNU.

(Baca: Keluarga Pendiri NU Deklarasikan Dukungan untuk Prabowo-Sandiaga)

Tidak Berdampak Nasional

Direktur Eksekutif Alvara Research Center Hasanuddin Ali menilai langkah Prabowo-Sandiaga menggaet para cucu pendiri NU tak akan berdampak secara nasional. Sebab, para cucu pendiri NU tersebut jarang terlibat aktivitas politiknya dalam skala nasional.

"Mereka relatif terbatas hanya di Jawa Timur. Jadi pengaruhnya saya kira hanya kepada pemilih di Jawa Timur," kata Hasanuddin ketika dihubungi Katadata.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menilai dukungan warga NU kepada Jokowi-Ma'ruf tak bakal beralih karena cucu pendiri NU lebih banyak berada di kubunya. Karding mencontohkan, salah satu cucu pendiri NU tersebut adalah Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid (Yenny Wahid).

Yenny merupakan salah satu cucu dari KH Hasyim Asy'ari. Dia juga merupakan putri kandung dari mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Ada pula Muhammad Romahurmuziy di barisan pendukung Jokowi-Ma'ruf. Selain menjadi Ketua Umum PPP yang pemilihnya notabene didominasi warga NU, Romy -panggilan Romahurmuziy- merupakan cucu dari KH Wahab Hasbulloh.

"Kemudian ada Cak Imin (Muhaimin Iskandar) dan PKB-nya. Cak Imin merupakan cucu dari Mbah Bisri Syansuri," kata Karding.

Para cucu pendiri NU yang berada di barisan Jokowi-Ma'ruf telah teruji aktivismenya di NU. Selain itu, mereka juga dianggap lebih memiliki pengaruh kuat secara sosial politik. Dengan demikian, para cucu pendiri NU yang berada di barisan Jokowi-Ma'ruf memiliki massa yang lebih besar. "Jadi menurut saya arus utama akan ke Jokowi," kata dia.

(Baca: Survei LSI Denny JA, Pemilih NU dan Muhammadiyah Dukung Jokowi-Ma'ruf)