PT Eatwell Culinary Indonesia hendak memperluas jangkauan restorannya ke kota-kota level kedua dan ketiga (second and third tier). Sejumlah daerah yang mulai dijajaki ialah Gresik, Purwokerto, dan Tasikmalaya.
CEO PT Eatwell Culinary Indonesia Sumarno Ngadiman menyatakan, potensi bisnis di kota-kota level kedua diyakini terus tumbuh. Asumsi ini sejalan dengan semakin banyak pusat perbelanjaan atau mal yang hadir di sana.
"Kalau bukan kami maju sendiri ke sana, siapa lagi. Di sejumlah kota level kedua sudah mulai ada mal dan semakin banyak. Ini mengindikasikan pergi ke pusat perbelanjaan semakin menjadi gaya hidup," ucapnya kepada Katadata.co.id, Kamis (15/11).
Kehadiran pusat perbelanjaan menjadi salah satu tolak ukur Eatwell Culinary untuk ekspansi bisnis ke wilayah baru. Pasalnya, jenama restoran casual dining yang bernaung di bawah perseroan basisnya memang di mal.
(Baca juga: Bisnis Kuliner di Luar Jakarta? Ini Saran Chicken Crush dan Burgreens)
Sumarno mengakui konsumen di kota-kota level kedua dan ketiga tidak bisa disamakan dengan mereka yang ada di kota besar, seperti Jabodetabek. Perbedaan tak hanya terletak pada selera cita rasa masakan, aspek lainnya ialah cara berkomunikasi.
Penyesuaian paling utama yang akan dilakukan Eatwell Culinary, yakni pada sumber daya manusia (SDM) alias karyawan. "Kami berusaha karyawannya itu warga lokal agar bahasa dan gaya komunikasinya sama (dengan konsumen)," ucap dia.
Selain itu, Eatwell Culinary tak tertutup kemungkinan akan menyesuaikan cita rasa masakan. Contohnya, apabila konsumen setempat rerata penggila sensasi pedas, akan digunakan cabai yang memiliki tingkat pedas lebih tinggi.
Sumarno juga mengutarakan, pihaknya akan bekerja sama dengan pelaku bisnis setempat untuk memasok kebutuhan aneka bahan baku makanan. "Kami ingin hadir dengan menjadi bagian dari masyarakat setempat. Ini juga agar ekonomi daerah terbantu," katanya.
(Baca juga: Inovasi, Ekspansi, dan Hitungan Bisnis Kuliner ala Blendi Moys)
PT Eatwell Culinary Indonesia memastikan terus memperluas lini bisnisnya. Perusahaan pengelola jaringan restoran casual dining ini tak membatasi diri untuk tumbuh secara organik saja tetapi juga anorganik, misalnya melalui akuisisi restoran yang sudah eksis.
Perseroan baru mengakuisisi Dapur Solo. Pada saat ditanya rencana akuisisi selanjutnya, Sumarno enggan menjawab spesifik. Dia hanya mengutarakan, sebelum mengakuisisi terlebih dulu dipertimbangkan kesamaan visi plus kontinyuitas usaha secara jangka panjang.
(Baca juga: Restoran Dapur Solo Masuk Jaringan Eatwell Culinary)
Eatwell Culinary kini menaungi beberapa jenama kuliner, yaitu Ta Wan, Ichiban Sushi, Dapur Solo, dan Eat & Eat. Sumarno memastikan bahwa antara satu restoran dengan yang lain tidak tumpang tindih, justru saling melengkapi karena memiliki segmen pasar berbeda-beda.
Karakter khas yang ditawarkan jaringan restoran casual dining tersebut adalah menu Asia, seperti Tiongkok, Jepang, Indonesia, serta street food alias jajanan kali lima. "Kami fokus mengembangkan bisnis kuliner yang produknya mass market," kata dia.
Eatwell Culinary terus menambah gerainya. Jumlah rata-rata penambahan gerai restoran sekitar 30 unit. Penempatannya terutama membidik pusat perbelanjaan. Per tahun ini tersebar 189 gerai di 34 kota se-Indonesia.