Laporan Awal Penyebab Jatuhnya Lion Air JT-610 Keluar Akhir Bulan Ini

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Kawasan Angkasa Training Center terdapat tempat latihan teknikal serta kolam renang yang digunakan para calon pramugari? untuk melakukan simulasi penyelamatan di atas air dan juga pendaratan darat.
12/11/2018, 20.16 WIB

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan, hasil laporan awal (preliminary report) investigasi jatuhnya Lion Air JT-610 akan keluar akhir bulan ini. Laporan tersebut nantinya baru berupa data faktual dalam kecelakaan pesawat naas tersebut.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, dalam laporan awal, data, dan fakta selama proses investigasi awal akan disampaikan kepada masyarakat. "Keluar tanggal 28 atau 29 November," kata Soerjanto saat konferensi pers di Jakarta, Senin (12/11). Ia menjelaskan, kesimpulan dan analisis kecelakaan JT-610 belum dimasukkan dalam laporan tersebut. Data awal tersebut juga akan dipublikasikan lewat laman internet KNKT.

Hingga saat ini, KNKT telah menyelesaikan unduhan dari Flight Data Recorder (FDR) penerbangan PK LQP. Namun, dari data tersebut KNKT masih mempelajari parameter dan singkatan-singkatan yang ada. "Masih dipelajari apa yang terkait kecelakaan," kata dia.

Adapun proses pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR) saat ini masih belum membuahkan hasil. Namun, dari hasil kajian bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), pinger kotak hitam tidak tertutup lumpur namun diprediksi telah rusak. "Kami sedang menyusun strategi lagi (untuk menemukan CVR)," kata Soerjanto.

(Baca: Basarnas Deteksi Lima Titik Sinyal Kotak Hitam Lion Air JT-610)

Salah satu strategi yang dilakukan KNKT adalah mendatangkan kapal dengan alat bernama sub bottom profiler yang dapat memetakan objek di bawah tanah dan lumpur. Selain itu, Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) juga menyediakan 10 penyelam untuk mencari kotak hitam. "Mudah-mudahan CVR bisa cepat ditemukan," kata dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana Banguningsih Pramesti mengatakan, Kemenhub juga mengambil langkah-langkah dalam merespons kecelakaan JT-610. Hasil pemeriksaan khusus terhadap 11 pesawat Boeing 737-800 MAX yang dioperasikan Lion Air dan 2 pesawat yang dioperasikan PT Garuda Indonesia Tbk dalam kondisi bagus, begitu pula peralatan troubleshooting.

Selain itu, Kemenhub juga melakukan audit khusus pada pusat operasi Lion di Bandara Soekarno Hatta dan Batam Aero Technic di Batam selaku pusat perawatan pesawat Lion. "Lalu Emergency Airworthiness Directive yang dikeluarkan FAA akan ditindaklanjuti maskapai untuk pengoperasiannya," kata Polana.

(Baca: Menhub Perintahkan Dirjen Baru Tegakkan Keselamatan Penerbangan)

Reporter: Ameidyo Daud Nasution