Gaet Pemilih Perempuan, Relawan Jokowi-Ma'ruf Dorong Isu Gender

Katadata
Presiden Joko Widodo di Women Forum.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
8/11/2018, 16.11 WIB

Kelompok relawan Perempuan Bravo 5 bakal mendorong isu-isu pengarusutamaan gender dalam visi-misi Nawacita jilid II dari pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Hal ini dilakukan Perempuan Bravo 5 untuk mengajak para pemilih perempuan memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 tersebut dalam Pilpres 2019.

Pasalnya, jumlah pemilih perempuan mencapai 93,1 juta jiwa atau 50,2% dari seluruh pemilih Indonesia. Angka ini dinilai cukup signifikan dalam menentukan kemenangan dalam Pilpres 2019. "Tema pemberdayaan perempuan, baik dalam politik, kesehatan, pendidikan, hukum, ekonomi, tenaga kerja, itu akan kami bahas dan akan memperkuat Nawacita II," kata Ketua Perempuan Bravo 5 Kartini Sjahrir di Hotel Atlet Century, Jakarta, Kamis (8/11).

Menurut Kartini, Jokowi sebagai petahana telah mampu menunjukkan keberpihakannya kepada perempuan dengan empat program pemerintah saat ini. Salah satu program tersebut terkait dengan perbaikan kesehatan dasar masyarakat, khususnya kesehatan reproduksi perempuan.

Ini ditunjukkan dengan berjalannya program Kartu Indonesia Sehat dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (KIS/BPJS Kesehatan), termasuk akses pada Jaminan Persalinan (Jampersal). Kartini menjelaskan, program KIS/BPJS saat ini telah menjangkau 197 juta jiwa hingga Mei 2018. Dari jumlah tersebut terdapat 92,2 juta pengguna telah dibebaskan dari iuran.

"Program tersebut ditambah dengan reformasi Puskesmas, layanan Rumah Sakit Tunggu Kelahiran, upgrading Posyandu, dan ditunjang perbaikan infrastruktur jalan dan rumah sakit mendorong turunnya angka kematian ibu dan anak secara konsisten," kata Kartini.

Jokowi juga dinilai telah mendorong perbaikan akses pendidikan dasar. Saat ini, Kartu Indonesia Pintar (KIP) telah digunakan oleh 27,9 juta siswa. Menurut Kartini, KIP telah membantu menghindarkan anak-anak dari ancaman putus sekolah atau dikawinkan dalam usia muda. "Hadirnya 10.210 unit Sekolah Ramah Anak meunjukkan komitmen negara pada perlindungan anak di dunia pendidikan," kata dia.

(Baca: Kerap Kalah di Survei, Timses Prabowo-Sandi Kerja Lebih Keras)

Kartini juga menilai Jokowi telah melakukan perbaikan pada ketimpangan ekonomi dan kemiskinan perempuan, terutama kelompok disabilitas. Hal ini dilakukan melalui Program Keluarga Harapan (PKH) untuk penyandang disabilitas yang diberikan kepada 73.932 orang dan Program Asistensi Penyandang Disabilitas Berat kepada 71.448 orang.

Jokowi pun dianggap telah menumbuhkan 3.057 industri perempuan rumahan. Kartini menyebutkan, pertumbuhan tersebut didorong kebijakan mempemudah izin usaha mikro melalui Perpres Nomor 98 Tahun 2014 dan Permendagri Nomor 83 Tahun 2014. "Termasuk kebijakan BBM satu harga dan pembangunan infrastruktur," kata Kartini.

Kartini juga menyebutkan, reformasi agraria melalui program perhutanan sosial sebesar 2 juta hektar telah memberi kontribusi pada pengembalian sumber kehidupan perempuan penjaga hutan. Selain itu, Kartini pun meyakini Jokowi mendorong isu-isu kemajemukan, bukan sektarian.

Hal tersebut, penting untuk bisa menjaga keberlangsungan toleransi yang menjadi tonggak demokrasi. "Kami tidak akan pernah bicara demokrasi kalau tidak bertoleransi, dan toleransi tidak ada kalau tidak ada kemajemukan," kata Kartini.

Kartini menjelaskan, Perempuan Bravo 5 berisikan 90% profesional. Kelompok relawan perempuan ini akan berfokus menggaet pemilih perempuan di beberapa daerah, seperti Banten, Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Riau.

Fokus tersebut dipilih melihat kekuatan dan waktu yang dimiliki oleh Perempuan Bravo 5. "Kami membuka sebanyak mungkin kolaborasi dengan kelompok perempuan untuk memikirkan bagaimana pemberdayaan perempuan," kata Kartini.

(Baca: Lewat Petai dan Tempe, Jokowi Merespons Gimik Politik Sandiaga)