Pencarian Black Box Berisi CVR Lion Air PK-LPQ Terkendala Pipa PHE

Ajeng Dinar Ulfiana|KATADATA.
Para petugas Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengangkat kotak Black Box di kawasan Jakarta International Container Terminal (JICT) II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, (1/11). Kotak hitam atau black box pesawat Lion Air JT-610 sudah ditemukan di perairan Karawang. Kotak hitam ditemukan oleh penyelam dari kapal Baruna Jaya I dengan titik koordinat 05° 48\'46,2\" LS dan 107° 07\' 36,88\" BT sekitar pukul 09.30 WIB. Kotak hitam akan diserahkan ke pihak berwenang dalam hal ini Komite Nasion
Penulis: Dimas Jarot Bayu
1/11/2018, 22.17 WIB

Sinyal dari kotak hitam atau black box kedua yang diduga berisi Cockpit Voice Recorder (CVR) dari pesawat Lion Air PK-LPQ telah berhasil ditemukan. Namun, ada kendala dalam pengangkatan CVR tersebut karena lokasinya dekat dengan beberapa pipa di Blok Offshore North West Java (ONWJ), Jawa Barat, yang dikelola PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan (Teksurla) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) M Ilyas mengatakan, CVR berada sekitar 200-300 meter dari lokasi ditemukannya Flight Data Recorder (FDR). "Tidak terlalu jauh (lokasi FDR dan CVR)," kata Ilyas di Dermaga JICT 2, Jakarta, Kamis (1/11).

Lokasi CVR yang dekat dengan pipa milik PHE tersebut mempersulit Kapal Baruna Jaya I untuk melabuhkan jangkar dan mengoperasikan Remotely Operated Vehicles (ROV). Kendala lainnya adalah arus laut yang cukup deras.

Ilyas pun menilai CVR berada di lokasi bawah laut yang berlumpur. Kedalaman lumpur di bawah laut diperkirakan mencapai selutut orang dewasa. Lokasi CVR ditengarai bercampur dengan banyaknya pecahan dari pesawat Lion Air PK-LPQ. "Potensi distribusi banyaknya pecahan pecahan pesawat ya, sesuai dengan hasil scan sonar kami," kata Ilyas.

Oleh karena itu, Tim SAR Gabungan meminta bantuan dari kapal Pertamina untuk mendapatkan FDR. Ilyas berharap kapal Pertamina dapat lebih mudah menggunakan ROV dalam mencari FDR.

Kapal Baruna Jaya 1 milik BPPT akan menggunakan teknologi multi-beam dan scan sonar. Adapun pencarian esok hari akan difokuskan di koordinat C38, C30, dan C31. "Mungkin ada area yang lain kami perluas besok," kata Ilyas.

(Baca: Kotak Hitam Lion Air JT 610 Ditemukan Utuh)

Sebelumnya, Tim SAR Gabungan telah menemukan black box yang diduga merupakan FDR. FDR ditemukan sekitar 500 meter dari lokasi pesawat Lion Air PK-LPQ hilang kontak. Kotak hitam tersebut ditemukan di kedalaman 30 meter di perairan Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11) pukul 10.15 WIB. Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, FDR berisikan rekaman data penerbangan seperti kecepatan, arah, hingga ketinggian pesawat.

FDR ini akan langsung dibawa ke laboratorium milik KNKT untuk diteliti. Proses penelitian terhadap FDR bakal dilakukan tersendiri tanpa menunggu adanya black box lainnya, yakni CVR.

Soerjanto memperkirakan, proses pengunduhan data dari FDR akan memakan waktu sekitar 1-2 pekan. Dalam penelitian FDR, KNKT akan bekerja sama dengan National Transportation Safety Bureau (NTSB) dan pabrikan pesawat Boeing Co. "Semoga kita bisa menguak misteri kenapa pesawat ini mengalami kecelakaan," kata Soerjanto.

Pesawat Lion Air PK-LPQ sebelumnya jatuh setelah hilang kontak dengan menara Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten pada pukul 06.33 WIB. Pesawat hilang kontak saat berada di ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut di sekitar perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Lion Air PK-LPQ awalnya lepas landas pukul 06.20 WIB. Saat itu, Lion Air PK-LPQ tengah membawa 178 orang dewasa, 1 anak, dan 2 bayi. Di pesawat tersebut juga terdapat 2 kru dan 6 awak kabin.

(Baca: Menhub: Baru Satu Bagian Kotak Hitam Lion Air JT 610 yang Ditemukan)

Reporter: Dimas Jarot Bayu