Periode Merintis Bisnis, Saat Tepat Membangun Kultur Perusahaan

Katadata
Diskusi KatadataForum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta, Selasa, (08/05)
Penulis: Dini Hariyanti
1/11/2018, 20.49 WIB

Situs direktori Maubelajarapa.com menilai bahwa budaya perusahaan tidak hanya perlu dimiliki oleh korporasi skala besar. Perusahaan rintisan ini menekankan agar para startup tidak mengabaikan pentingnya kultur tersebut.

Chief Operations Officer Maubelajarapa.com Dwina M. Putri menjelaskan, periode awal merintis usaha merupakan saat yang baik untuk membangun budaya perusahaan. Pasalnya, pada momen ini jumlah orang yang tergabung di dalam tim relatif belum banyak.

"Saat tim masih kecil itu momen emas untuk membangun budaya perusahaan. Mumpung timnya belum banyak maka mulailah membangun budaya tersebut," katanya dalam Go Startup Indonesia Bootcamp, di Jakarta, Kamis (1/11).

Maubelajarapa.com merupakan marketplace yang bergerak di bidang pendidikan. Laman daring ini menjembatani siapapun yang membutuhkan edukasi dan pelatihan terkait keterampilan tertentu dengan tutor yang memiliki keahlian relevan.

(Baca juga: Sebelum Membuat Rencana Bisnis Pastikan Punya Tiga Hal Ini

Dwina menyatakan, pihaknya menyadari pentingnya membangun budaya perusahaan sejak awal tim dibentuk. Kultur yang dibangun Maubelajarapa.com adalah semangat dan kemauan untuk terus belajar, baik pada tataran individu, tim, maupun perusahaan.

Oleh karena itu, startup berbasis teknologi digital tersebut menyepakati tatap muka pada hari tertentu setiap pekan. Pertemuan ini salah satunya mendiskusikan terkait perkembangan bisnis yang terjadi setidaknya selama sepekan terakhir.

"Tapi kami tidak hanya rapat tetapi juga saling berbagi cerita tetang masing-masing personal selama seminggu belakangan. Jadi, tidak hanya bicara tentang bisnis," ujar Dwina.

Dia berpendapat, tidak bisa diasumsikan budaya perusahaan seperti apa yang dapat berlaku secara umum bagi startup. Alasannya, setiap perusahaan baik di jenjang rintisan maupun yang sudah sustain memiliki karakter berbeda-beda, baik sebagai institusi bisnis maupun individu.

(Baca juga: Kolaborasi Startup Tingkatkan Valuasi Bisnis Sampai 20 Kali Lipat