Kolaborasi Startup Tingkatkan Valuasi Bisnis Sampai 20 Kali Lipat
Perusahaan Investor Relation Altira berpendapat bahwa pengusaha rintisan perlu melakukan kolaborasi terutama dengan sesama startup. Sinergi dengan perusahaan yang memiliki fokus bisnis berbeda dapat membantu pengembangan bisnis masing-masing.
George E. Siregar selaku Direktur Pengembangan Bisnis dan Operasional Altira mengatakan, pihaknya berusaha menerapkan prinsip kolaborasi tersebut kepada para startup di Indonesia. Selain memperluas cakupan bisnis, kolaborasi juga membantu memperbesar skala bisnis mereka.
"Valuasi startup berbeda-beda yang kalau digabung untuk memroduksi suatu produk maka valuasinya bisa 20 kali lebih cepat. Kami menantang mereka untuk berkolaborasi," katanya kepada Katadata.co.id ditemui dalam Go Startup Indonesia Bootcamp, Jakarta, Kamis (1/11).
(Baca juga: Jajaki Pendanaan Baru, Valuasi Traveloka Ditaksir Capai Rp 61 Triliun)
George mencontohkan, terdapat peluang kolaborasi Medis Online Indonesia (MOI) asal Medan dengan startup dari bidang usaha lain. MOI adalah perusahaan rintisan penyedia tenaga medis, khususnya bidan dan perawat, ke berbagai wilayah di Indonesia.
MOI dinilai dapat melakukan transfer pengetahuan kepada para bidan di berbagai tempat secara efisien. Caranya melalui kolaborasi dengan startup di bidang teknologi virtual reality (VR).
Guna memastikan tercapai kesamaan pengetahuan dan pemahaman di antara MOI dengan tenaga medis bersangkutan, proses pembelajaran dapat menggunakan perangkat VR. "MOI ini memberdayakan bidang agar bisa menjangkau seluruh Indonesia," tutur George.
(Baca juga: Sebelum Membuat Rencana Bisnis Pastikan Punya Tiga Hal Ini)
Potensi bisnis sebuah perusahaan rintisan bukan orientasi utama Altira. Startup berdampak sosial luas, seperti MOI-lah yang dibidik. Sebagai investor relation, Altira menjembatani startup dengan calon investor. Terdapat tiga perusahaan yang sedang difasilitasi, dua di antaranya di bidang kesehatan dan satu lainnya terkait pendidikan.
George menyatakan, pihaknya mendukung upaya pengembangan kapabilitas startup beserta ekosistemnya, terutama mereka yang bergerak di industri kreatif. Usaha menumbuhkan perusahaan rintisan lokal ini, salah satunya dilakukan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melalui Go Startup Indonesia (GSI).
Bekraf memilih 16 startup pemenang kompetisi pitching roadshow GSI serta pemenang wild card untuk mengikuti GSI Bootcamp pada awal November 2018 di Jakarta. Selain pelatihan, para pengusaha rintisan ini difasilitasi agar menemukan investor yang tepat.
Direktur Akses Nonperbankan Bekraf Syaifullah mengatakan, GSI merupakan platform untuk menjodohkan startup dengan investor. "Mereka mendapat materi dari bootcamp, seperti membuat produk sesuai pasar, pentingnya tim, kolaborasi ekosistem, dan kecakapan finansial," ujarnya.
(Baca juga: Jokowi: Inovasi Startup Jangan Tertinggal dari Negara Lain)
Startup pemenang Roadshow GSI dari tujuh kota, yaitu Arsa Tech (Surabaya), Botika (Yogyakarta), Impacty Byte (Batam), Impacty Byte (Medan), Gringo (Bali), Tech Prom Lab (Bandung), dan Millealab (Jakarta).
Sementara itu, pemenang wild card ialah Travelite (Surabaya), Seaspring (Yogyakarta), Owlplus (Medan), DNetwork (Denpasar), Semantic (Denpasar), Garda Pangan (Bandung), Lokapoin (Bandung), TetraXChange (Jakarta), dan Warung Pintar (Jakarta).