Prabowo Minta Maaf dan Persilakan Aparat Usut Kebohongan Ratna

ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Prabowo Subianto menyapa pendukungnya seusai pendaftaran Capres, Jakarta, Jumat (10/08)
Penulis: Dimas Jarot Bayu
4/10/2018, 09.36 WIB

Calon presiden Prabowo Subianto meminta maaf kepada publik lantaran ikut menyebarkan kebohongan yang dilakukan aktivis Ratna Sarumpaet. Akibat pernyataannya yang membela Ratna, bahkan hendak membawa ke ranah hukum, turut meramaikan informasi tersebut di media sosial dan massa.

“Atas nama pribadi dan sebagai pimpinan dari tim, saya minta maaf kepada publik bahwa saya telah ikut menyuarakan sesuatu yang belum diyakini kebenarannya,” kata Prabowo dalam siaran resminya, Rabu malam (3/10). (Baca: Bohongi Prabowo, Ratna Sarumpaet Akui Hoaks soal Penganiayaan).

Awalnya, Prabowo mendengar kabar penganiayaan langsung dari Ratna. Dia pun melihat beberapa fotonya dengan muka memar yang kerap beredar di media sosial, yang ternyata kemudian diketahui efek dari operasi kecantikan yang ia jalani.

Atas dasar itu, Prabowo merasa terusik sekaligus sedih mendengar kabar penganiayaan Ratna. Sebab, Prabowo menghormati aktris berusia 70 tahun itu dengan segala sikapnya selama ini. Dia pun menggelar jumpa pers untuk meminta aparat mengusut kasus tersebut.

Sebenarnya, Prabowo merasa tidak ada yang salah dari konferensi pers tersebut. Hanya saja, dia mengakui jika terlalu terburu-buru bereaksi terhadap kabar penganiayaan Ratna tanpa memverifikasi terlebih dahulu. “Saya tidak merasa berbuat salah, tapi saya akui saya grusa-grusu,” kata Prabowo.

Lebih lanjut, dia meminta Ratna untuk mengundurkan diri dari Badan Pemenangan Nasional pasangan calon presiden dan wakilnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, karena tindakan berbohongnya. Dia tak bisa mentolerir berita-berita bohong seperti ini.

Bahkan, Prabowo mempersilakan aparat untuk memproses hukum Ratna untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. “Kami tegas, kalau ada tim kami yang berbohong akan kami tindak,” katanya. (Baca pula: Heboh Kabar Penganiyaan Ratna Sarumpaet, Polisi Temukan Fakta Lain).

Sebelumnya, Ratna mengakui telah merekayasa cerita bohong atau hoaks mengenai penganiayaan terhadapnya yang terjadi pada 21 September 2018. Kebohongan itu bermula setelah dia menjalankan operasi penyedotan lemak di di pipi kiri dan kanan di Rumah Sakit Bedah Bina Estetika di Menteng, Jakarta.

Operasi penyedotan lemak tersebut sudah diakukan 3-4 kali di bawah penanganan dokter langganannya. Rumah sakit tersebut diketahui memiliki spesialisasi untuk memperindah kecantikan dan operasi plastik.

Selama sepekan, Ratna menyebarkan cerita bohong tentang pemukulan dirinya dan terus dia kembangkan karena digali pihak keluarga. “Cerita itu hanya berputar di keluarga saya dan hanya untuk anak saya. Tidak ada kaitannya dengan politik,” kata Ratna.

Namun, cerita bohong itu kemudian menyebar ke media sosial. Pada Selasa (2/10) kemarin beredar fotonya dalam keadaan wajah yang penuh bengkak dengan keterangan akibat pemukulan. (Baca juga: Politisi Demokrat Minta Prabowo Pecat Ratna dari Badan Pemenangan).

Ratna yang juga menjadi anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tetap mempertahankan cerita bohong saat bertemu Prabowo. “Sebenarnya saya sudah paham bahwa cerita ini salah, tapi saya tidak mencegah mereka,” kata dia. “Saya minta maaf kepada semua pihak yang selama ini mungkin dengan keras saya kritik, dan kali ini berbalik kepada saya. Kali ini saya pencipta hoaks.”