Survei: Gerakan #2019GantiPresiden Makin Populer, Tapi Kurang Diterima

ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Massa menghadang mobil yang membawa Neno Warisman dengan cara memblokir pintu keluar Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Riau, Sabtu (25/8/2018).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
3/9/2018, 19.48 WIB

Hasil survei lembaga Y-Publica menunjukkan gerakan tagar 2019GantiPresiden saat ini makin populer. Meski makin populer, tak banyak masyarakat yang menerima gerakan ini.

Sebanyak 69,9% responden mengetahui atau pernah mendengar tentang gerakan ini. Angka ini lebih tinggi 19,6% dibanding temuan survei Y-Publica pada Mei 2018 dengan jumlah responden yang mengetahui gerakan sebanyak 50,3%.

"Gerakan tagar #2019GantiPresiden makin populer di tengah publik," kata Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono di Jakarta, Senin (3/9).

(Baca juga: Polemik Gerakan #2019GantiPresiden, antara Aspirasi dan Provokasi)

Popularitas gerakan ini berbanding terbalik dengan akseptansi dari masyarakat. Alasannya, jumlah masyarakat yang tidak setuju semakin meningkat.

Berdasarkan survei Y-Publica, mayoritas responden yang tidak mendukung gerakan #2019GantiPresiden sebanyak 68,6%. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan survei Mei 2018 dengan jumlah responden yang tidak setuju sebanyak 67,3%. 

Ada pun, sebanyak 75,6% responden menganggap gerakan tersebut tak lagi sebagai ekspresi kebebasan berpendapat. Sebanyak 28,3% responden yang mengetahui gerakan #2019GantiPresiden menganggap sebagai gerakan bermuatan politik.

Halaman: