Jakarta (25/08/2018) – Kondisi kemarau yang kerap melanda berbagai wilayah, menjadi ancaman tersendiri dari tahun ke tahun untuk memenuhi kebutuhan untuk konsumsi beras nasional mencapai 2,3-2,4 juta ton per bulan. Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir kondisi puso pada areal persawahan untuk tetap menjaga pasokan beras nasional. Kondisi puso pada Juli 2018 berada di angka 1.725 ha turun drastis dibanding tahun sebelumnya yaitu Juli 2017 yang mencatat kondisi puso 2.074 ha. Di samping itu, kondisi pertumbuhan Luas Tambah Tanam cukup menjajikan. Tercatat data yang dihimpun oleh Kementan, Luas area tanam pada periode Januari hingga April hampir 5,9 juta ha sementara 2017 tercatat 5,4 juta ha.
Berbagai upaya lain juga dilakukan di sektor hulu untuk mendongkrak produksi gabah terutama pada musim kemarau. Konsep “tiada hari tanpa tanam, tiada hari tanpa panen” yang di jalankan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk menjaga ketersedian beras yang berkesinambungan setiap bulannya, berdampak pada berbagai kebijakan yang mendukung hal tersebut. Pendistribusian alat mesin pertanian (alsintan), pompa air yang masif, serta pemanfaatan lahan rawa yang sebelumnya tidak pernah dilirik sebagai lahan produktif, diharapkan mampu mendongkrak produksi beras nasional untuk berusaha memenuhi pasokan beras.
Dalam surat yang dikeluarkan Perum Bulog per tanggal 9 Agustus 2018 dengan nomor B-1034/11/DO303/08/2018 lalu, disebutkan hingga Juli 2018 kemarin stok beras Bulog masih berada di angka 1,86 juta ton. Sementara cadangan beras nasional yang dinyatakan aman adalah 1 - 1,5 juta ton. Surat itu langsung ditujukan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI.
"Stok beras CBP (Cadangan Beras Pemerintah) per akhir bulan Juli 2018 adalah sebesar 1.861.404 ton yang terdiri dari pengadaan dalam negeri sebanyak 1.331.881 ton dan eks impor 529.523 ton. Dengan stok yang dikuasai tersebut Perum Bulog siap untuk melaksanakan penugasan yang diamanahkan pemerintah," demikian kutipan isi surat tersebut.
Di sisi lain Kementerian Pertanian juga bekerja sama dengan berbagai pihak memantau serapan gabah di tingkat petani terutama dengan TNI AD dan BULOG. Untuk mengetahui jumlah cadangan beras pemerintah yang dimiliki Bulog, Badan Ketahanan Pangan Kementan bersama Perum Bulog terjun langsung ke lapangan mengumpulkan cadangan beras langsung dari petani. Hasilnya cukup mengejutkan, terhitung Selasa (21 Agustus 2018) pukul 10.00 WIB, jumlah cadangan beras pemerintah meningkat hingga 2,027 juta ton atau meningkat sebanyak 166.418 ton dibanding Juli 2018. "Iya jumlahnya naik hanya dalam waktu satu bulan dari bulan Juli hingga Agustus 2018," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan BKP Kementan, Agung Hendriadi.
Tidak hanya itu, ternyata cadangan beras pemerintah juga ada di tingkat penggilingan. Hingga 21 Agustus 2018 terdapat 1,230 juta ton beras masih tersimpan di gudang-gudang penggilingan padi baik besar, sedang,atau kecil di seluruh Indonesia. Untuk Jakarta, jumlah stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mencapai 44 ribu ton.
Melihat kondisi tersebut di atas, Kementerian Pertanian yakin mampu memenuhi kebutuhan beras nasional melalui produksi dalam negeri. Belum lagi potensi tambahan pasokan dari hasil memanfaatkan lahan rawa untuk pertanaman padi. Estimasi lahan rawa yang akan dioptimalkan adalah sekitar satu juta hektar, yang tersebar di Pulau Sumatera dan Kalimantan.