Menhub Prediksi Lonjakan Pemudik karena Infrastruktur Membaik

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Kendaraan pemudik memadati gerbang tol Cipali-Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (21/6).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
8/5/2018, 16.18 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memprediksi ada lonjakan perjalanan pada arus mudik Idul Fitri tahun ini di bandingkan 2017. Lonjakan ini ditenggarai seiring membaiknya infrastruktur seperti tol di jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa.

Dalam kalkulasinya, lonjakan pemudik yang mengenderai mobil sebesar 16 persen dan kendaraan roda dua 33 persen. Sementara angkutan laut dan angkutan kereta api masing-masing diperkirakan tumbuh dua persen. (Baca: Jalur Tol dan Non-Tol Jawa Ini Siap Digunakan Mudik Lebaran).

Prediksi serupa terjadi pada angkutan udara yang naik sembilan persen, bahkan untuk Indonesia Timur bisa tumbuh 16 persen. Menurut Budi, hal ini merupakan pertumbuhan yang luar biasa. “Kelihatanya ada tren yang bertambah,” kata Budi Karya di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (8/5). “Tak bisa dipungkiri juga, kalau lihat di angkutan udara, daya beli masyarakat membaik.”

Karena itu, Kementerian Perhubungan sebagai leading sector akan berfokus mengantisipasi dengan memperisapkan berbagai hal pada angkutan udara, lebih-lebih pada angkutan darat. “Supaya bahagia seperti kata Pak Jusuf Kalla tadi,” katanya.

[Lihat jumlah penumpang umum saat mudik pada 2017!]

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla di acara yang sama mengatakan tiap negara memiliki budaya mudik dengan cara berbeda, tapi dengan satu tujuan yang sama. Misalnya, bertemu keluarga, sahabat, dan teman-teman.

Bertemu dengan keluarga dan teman-teman, menurut Kalla, merupakan indikator tertinggi nilai kebahagian. “Mudik adalah kebahagiaan, bukan masalah,” kata Kalla. (Baca juga: Wapres Pastikan Tambahan Cuti Bersama Lebaran Tak Hambat Ekonomi).

Dia pun menegaskan bahwa penambahan libur cuti bersama Lebaran tidak akan menghambat ekonomi. Penilaiannya berbeda dengan protes para pengusaha sebelumnya yang menganggap tambahan cuti lebaran selama tiga hari dapat mengganggu perekonomian.

(Baca: Cuti & Libur Lebaran 10 Hari, Produksi Industri Akan Berkurang)

Menurut dia, seminggu sebelum libur Lebaran, pegawai-pegawai sudah diberikan tunjangan hari raya (THR) atau gaji ke-13. Ini bisa mendongkrak daya beli sehingga konsumsi masyarakat dapat meningkat.

Selain itu, tidak semua kelompok masyarakat pekerja mendapat libur cuti bersama. Kalla mengatakan pekerja di beberapa sektor usaha, seperti transportasi, toko retail, hotel, dan restoran, tidak libur selama lebaran. Malah mereka bekerja keras pada saat itu.