Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyatakan optimisme Indonesia akan menjadi salah satu negara besar yang menempati posisi ke-4 di dunia pada 2050. Sebaliknya dia tidak mempercayai ramalan bahwa Indonesia akan bubar pada 2030 yang sempat dikutip Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dari novel Ghost Fleet.
“Kalau kita bangkit, optimis, sesuai dengan profesi kita masing-masing dan kita bersatu, tidak eker-ekeran (saling bertengkar), bisa,” kata Gatot di Jakarta, Rabu (25/4).
Dia mengatakan Indonesia memiliki potensi sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi besar di 2050 di bawah Tiongkok, India dan Amerika Serikat. Prediksi ini diambil dari riset PwC yang memeringkat 32 negara berdasarkan perkiraan GDP (gross domestic product) dengan kekuatan daya beli atau purchasing power parity (PPP).
(Baca juga: Indonesia Bisa Jadi Negara Ekonomi Terbesar ke-4 Dunia pada 2050)
Gatot mengatakan salah satu yang dapat dilakukan menggenjot ekonomi di antaranya mengoptimalkan kondisi geografi Indonesia yang sebagian besar berupa laut. Dia mengatakan laut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekspor karena biaya transpor yang dapat jauh lebih hemat dibandingkan darat.
Selain itu, menurut dia, kegiatan ekonomi dapat dikembangkan di sepanjang jalur transportasi laut seperti pergudangan, pengisian bahan bakar, asuransi keamanan.
"Saya juga sudah membuktikan sepanjang dua tahun terakhir tidak ada perompak di Selat Malaka, aman-aman saja (untuk kegiatan transportasi)," kata dia.
Gatot juga memaparkan potensi Indonesia menjadi negara dengan ekonomi tinggi karena memiliki cadangan energi yang melimpah, lahan yang subur dan bonus demografi yang terdiri dari generasi muda.
(Baca juga: Prabowo Sebut Bubar, Jokowi Yakin 2030 Ekonomi RI Peringkat 7 Dunia)
Namun Gatot mengatakan Indonesia perlu waspada karena saat ini banyak terjadi krisis di berbagai belahan dunia. Salah satunya krisis air yang terjadi di Afrika Selatan.
Menurut Gatot, di negara tersebut tiap orang dijatah air 87 liter. Gatot menilai, jatah tersebut bakal semakin berkurang dan dalam 23 tahun lagi akan ada pengungsian besar-besaran akibat alam yang menjadi gurun.
“Mengapa demikian? Karena jumlah penduduk semakin hari semakin besar, pertumbuhan penduduk luar biasa,” kata Gatot.
Dengan pertumbuhan penduduk yang luar biasa, ketersediaan pangan juga semakin susut. Selain itu, krisis energi juga saat ini terjadi imbas konsumsinya yang kian banyak.
Gatot memprediksi jika energi fosil dunia akan habis pada 2056. Alasannya, konsumsi energi diprediksi naik 41% pada 2056.
Sementara, Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Menurut Gatot, kekayaan alam ini akan menjadi incaran negara-negara besar lain di tengah persaingan global. Dia pun mengibaratkan Indonesia sebagai gadis elok yang diperebutkan semua orang.
“Bung Karno pernah mengingatkan bahwa suatu saat nanti negara-negara di dunia akan iri melihat Indonesia karena kekayaan Indonesia. Dari sini kita harusnya tetap waspada,” kata
Menurut Gatot, ramalan Indonesia bubar pada 2030 bisa terjadi jika negara abai memproteksi kekayaannya di tengah persaingan global. Karenanya, Gatot menilai bangsa Indonesia perlu optimistis agar ramalan Indonesia bubar pada 2030 tak terjadi. Selain itu, Indonesia juga harus bersatu menghadapi persaingan global.
(Baca: PDIP Anggap Pidato Prabowo Dangkal soal Indonesia Bubar 2030)