Jokowi Makin Populer di Jatim, Didukung Pemilih Gus Ipul dan Khofifah

Laily Rachev - Biro Pers Setpres
Presiden Jokowi membagikan sertifikasi lahan.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
4/4/2018, 10.07 WIB

Survei Indo Barometer menunjukkan elektabilitas Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Jawa Timur, jauh mengungguli Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Para pemilih pasangan calon Pilkada Jawa Timur 2018, baik Saifullah Yusuf (Gus Ipul) - Puti Guntur Soekarno maupun Khofifah Indar Parawansa - Emil Elistianto Dardak, lebih cenderung memilih Jokowi.

Dari survei dengan pertanyaan terbuka yang dirilis Indo Barometer, Selasa (3/4), elektabilitas Jokowi sebesar 56,5%. Sementara, elektabilitas Prabowo Subianto hanya sebesar 22%.

"Pak Jokowi mengalami penguatan basis di Jawa Timur, dulu dia menang (Pilpres 2014) tapi selisihnya tidak jauh," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari di Hotel Harris Suite FX Sudirman, Jakarta.

Elektabilitas Jokowi di Jawa Timur cenderung menguat dibandingkan dalam pemilihan presiden 2014, sementara Prabowo mengalami penurunan. Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan Jokowi-JK memperoleh suara 53,17% persen dan bersaing ketat dengan pesaingnya Prabowo-Hatta Rajasa meraih 46,83%.

(Baca juga: Survei SMRC: Belum Ada Lawan Kuat, Elektabilitas Jokowi Terus Naik)

Para pemilih Jokowi juga merupakan pendukung pasangan Gus Ipul-Puti maupun Khofifah-Emil. Terdapat 75,1% pemilih Gus Ipul-Puti yang akan mendukung Jokowi. Sementara dari kubu pendukung Khofifah-Emil, terdapat 60,1%.

Qodari menyebutkan, menguatnya elektabilitas Jokowi di Jawa Timur seiring dengan meningkatnya kepuasan masyarakat Jawa Timur atas kinerjanya. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Joko Widodo sebagai Presiden sebesar 81,5%.

"Sebanyak 68,6% masyarakat menginginkan Jokowi kembali menjadi Presiden RI untuk periode 2019 - 2024 yang tidak menginginkan kembali 18,3%," kata Qodari.

Adapun dalam simulasi terhadap 17 nama capres, Jokowi mendapatkan perolehan elektoral sebesar 64,3%. Sementara, elektabilitas Prabowo hanya sebesar 22,8%.

Adapun capres lainnya, seperti Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Pilkada dan Pilpres Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya memperoleh elektabilitas di bawah 2%.

Dalam simulasi tujuh nama, Jokowi mendapatkan elektabilitas sebesar 65%, sementara Prabowo mendapatkan perolehan suara sebesar 23,8%. Elektabilitas keduanya naik seiring mengerucutnya nama-nama capres yang ditawarkan.

(Baca juga: Survei Populi: Elektabilitas Jusuf Kalla Tertinggi sebagai Cawapres)

Hal yang sama juga terjadi ketika simulasi tiga nama, di mana pilihan ketiganya dibagi kepada Anies, AHY, dan Gatot, Jusuf Kalla, dan Budi Gunawan. Ketika pilihan ketiga jatuh pada Anies, Jokowi mendapatkan elektabilitas sebesar 67% dan Prabowo sebesar 24,4%. Ketika pilihan ketiganya AHY, Jokowi memperoleh suara sebesar 66,8% dan elektabilitas Prabowo sebesar 24,3%.

Adapun ketika pilihan ketiga jatuh pada Gatot, elektabilitas Jokowi sebesar 67,4% dan Prabowo sebesar 24,3%. Ketika JK, Jokowi mendapatkan elektabilitas sebesar 66,9% dan Prabowo sebesar 24,8%. Sementara ketika pilihan ketiganya Budi, elektabilitas Jokowi sebesar 66,8% dan Prabowo sebesar 24,9%.

Dalam survei pada 29 Januari-4 Februari 2018 ini, Indo Barometer melibatkan 800 responden di seluruh Jawa Timur. Metode yang digunakan multistage random sampling dengan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka. Adapun, margin of error survei ini sebesar +/- 3,46% dan tingkat kepercayaan 95%.