Ketiga, proyek SP yang dibangun oleh PT PHE ONWJ. Kapasitas produksi sebesar 30 mmscfd dengan target puncak produksi sesuai kapasitas yang dibangun. Proyek ini ditargetkan beroperasi pada September 2018.

(Baca: SKK Prediksi Investasi Hulu Migas Meningkat 10% Tahun Depan)

Keempat, proyek fasilitas produksi yang dibangun Petrocina Intl.Jabung Ltd yakni CPS Modification. Proyek ini memiliki kapasitas produksi 30 mmscfd. Proyek ini dibangun untuk menjaga produksi agar sesuai dengan kapasitasnya. Target operasi pada Desember 2018.

Kelima, proyek fasilitas produksi Ario Dama-Sriwijaya Phase 2 dengan kapasitas produksi 20 mmscfd. SKK Migas mengestimasi puncak produksi proyek ini sebesar 20 mmscfd, sesuai dengan kapasitas produksinya. Adapun pproyek ini dibangun oleh PT Tropik Energi Pandan, dengan target operasi di Desember 2018.

Keenam, proyek pengaliran gas Temelat ke Gunung Kembang Stasiun yang dibangun oleh PT Medco E&P Indonesia. Proyek ini memiliki kapasitas produksi 13 mmscfd, SKK Migas menargetkan puncak produksi dari proyek ini sekitar 10 mmscfd. Proyek ditargetkan beroperasi pada Desember 2018.

Terakhir, pembangunan subsesa pipeline gas lift BW di Lapangan Poleng. Proyek ini dibangun oleh PT Pertamina EP dengan kapasitas produksi 700 mmscfd. Proyek ini dibangun untuk menjaga produksi sesuai dengan besarnya kapasitas produksi proyek ini dengan target operasi pada Desember 2018.

(Baca: Aturan Terbit, Kontrak Migas Gross Split Bertabur Insentif Pajak)

Halaman: