Anggaran Kementerian LHK Besar, Jokowi: Cuma Jadi 2 Hutan Baru

Cahyo | Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi
20/12/2017, 10.45 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyentil kinerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Dengan anggaran yang cukup besar, kementerian ini tidak mampu menciptakan hutan baru. Hal ini dikatakan Jokowi saat Dies Natalis 68 Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, Selasa (19/12).

Jokowi mengatakan anggaran kementerian yang dipimpin Siti Nurbaya tersebut hanya mampu direalisasikan sebagai dua hutan yakni Hutan Wanagama di Yogyakarta serta Hutan Getas - Ngandon di perbatasan Jawa Tengah dan Timur. Tahun ini anggaran kementerian tersebut mencapai hampir Rp 7 triliun. Sedangkan anggaran LHK pada tahun 2018 mencapai Rp 8 triliun.

Presiden mengaku akan terus mengawasi pengelolaan hutan, karena anggarannya yang mencapai triliunan rupiah. Apalagi menurutnya di seluruh wilayah Indonesia masih banyak lahan subur, namun ditelantarkan begitu saja. Seharusnya dengan anggaran yang besar, permasalahan ini bisa diselesaikan.

"Artinya apa ? Sebenarnya kami bisa tetapi tidak mau mengerjakan," kata Jokowi dalam keterangan resmi Sekretariat Presiden, Selasa (19/12). (Baca: Jokowi Ancam Ungkap Pejabat yang Bermain Proyek Hutan)

Harapan Jokowi tidak terlalu muluk. Dia hanya ingin setiap tahun ada 1.000-2.000 pohon yang ditanam, sehingga dalam 20 tahun bisa mencapai 20.000 pohon, tapi semuanya harus jadi. Dia tidak ingin seperti program sebelumnya yang merencanakan penanaman satu juta, bahkan satu miliar pohon, tapi hanya enam pohon yang jadi.

Permasalahan penanaman dan pengelolaan hutan ini pun pernah ditanyakan langsung oleh Jokowi kepada Menteri LHK Siti Nurbaya. Berapa banyak pohon yang ditanam dengan anggaran tahun ini, dan apa yang sudah dihasilkan. Siti menjawab bahwa sudah ribuan hektare yang ditanam. Jokowi pun memastikan akan mengecek langsung laporan ini di lapangan.

"Ini akan saya kejar terus. Harus jadi barang, karena triliunan dan bertahun-tahun. Artinya mulai saat ini, uang itu harus jadi," ujarnya. (Baca: Beras Masyarakat Miskin Telat, Jokowi Sentil Anak Buahnya)

Preseiden juga menceritakan kesuksesan yang dilakukan Norwegia dalam pengelolaan hutan. Norwegia fokus mengembangkan sektor kehutanan walaupun memiliki kandungan tambang besar. Jokowi mengatakan ternyata Norwegia tetap bisa hidup dengan sektor kehutanan asal dikelola serius.

"Dari penanaman, pemeliharaan, dan penebangan semua dikerjakan dengan manajemen yang sangat detail sekali," ujar Jokowi. Ini diungkapkan Raja Norwegia Harald V. Raja Harald kepada Jokowi saat bertemu satu setengah tahun lalu.

Dalam acara Dies Natalis tersebut, Jokowi juga sempat berkunjung ke tempat kuliahnya dulu, Fakultas Kehutanan UGM. Di sana dia sempat bertemu dengan mantan dosen saat bimbingan skripsi yang bernama Kasmujo.

Selain itu Jokowi juga sempat bertemu juga dengan rekan-rekannya semasa kuliah dulu. Bahkan dia sempat bercerita bahwa dulunya sempat mendaftar kerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Perhutani (Persero) usai lulus kuliah. Namun sayangnya lamaran tersebut ditolak.

"Saya mendaftar tidak diterima, diterimanya malah jadi Presiden," katanya.