Masuk Paradise Papers, Sandi Akui Pernah Punya Saham di NTI Resources

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (kanan) di Balai Kota, Jakarta, Selasa (17/10).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
8/11/2017, 09.38 WIB

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengakui bahwa dirinya pernah memiliki saham di sebuah perusahaan minyak dan gas asal Kanada, NTI Resources Ltd. Perusahaan itu masuk dalam daftar dokumen Paradise Papers, dianggap sebagai salah satu perusahaan cangkang (offshore) yang berbasis di Cayman Islands.

Berdasarkan laporan Bloomberg, Sandiaga tercatat pernah menjabat sebagai Chief Financial Officer dan Executive Vice President NTI Resource Ltd dari September 1995 hingga 1998. 

Namun, Sandiaga menyatakan dirinya menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak 1995 hingga 1996. "NTI itu adalah tempat saya pernah bekerja," ujar Sandiaga di Balai Kota, Jakarta, Selasa (7/11). 

(Baca: Namanya Masuk Paradise Papers, Sandi Uno Mengaku Rajin Lapor Harta)

Sandiaga menyatakan, NTI Resources telah diambil alih oleh manajemen baru. Dia tak lagi memiliki saham setelah mengundurkan diri dari NTI Resources Ltd. "Waktu selesai tugas enggak punya lagi (saham) dan itu 20 tahunan lalu," kata Sandiaga.

Sandiaga pun membantah jika NTI Resources merupakan perusahaan cangkang. Menurutnya, NTI Resources merupakan perusahaan yang telah terdaftar sahamnya di bursa.

"Perusahaan tercatat di publik kok, perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa. Jadi bukan perusahaan cangkang. Ada di CV saya lihat saja," kata dia.

(Baca juga: Masuk di Paradise Papers, Tom Lembong: Wajar Transaksi di Surga Pajak)

Sandiaga pun menyatakan belum mengetahui dokumen Paradise Papers. Sandiaga mengklaim selama ini dirinya transparan dalam memberikan data kekayaannya kepada negara.

"Semua aset sudah dilaporkan melalui KPK, kemarin akhir bulan 31 Oktober sudah ada di e-LHKPN. Tidak ada yang tercecer bisa dilihat," kata Sandiaga.

Organisasi International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) merilis laporan Paradise Papers yang mengungkapkan data orang-orang kaya di seluruh dunia yang menanamkan investasinya melalui perusahaan cangkang (offshore) di luar negeri untuk mendapat pajak rendah atau tidak membayar pajak.

Halaman: