Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, ada 2.726 desa/kelurahan di 105 kabupaten/kota di Jawa dan Nusa Tenggara mengalami kekeringan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun memanggil para menteri dan perwakilan instansi terkait untuk membahas masalah ini.
Ia mendapat laporan bahwa di beberapa daerah hujan sudah dua bulan tak turun. Namun, kondisi ini diklaimnya tak seburuk dua tahun lalu.
“Saya mendapatkan laporan dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) bahwa kekeringan di 2017 ini tidak seperti 2015 saat ada elnino,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas di kantornya, Jakarta, Selasa (12/9).
(Baca juga: Jokowi: Kalau Mau Petani Untung, Agrobisnisnya Harus Dibenahi)
Ia pun meminta para menteri untuk segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan. Sebab, BMKG memprediksi musim hujan baru akan tiba pada akhir Oktober atau November mendatang.
“Langkah jangka pendek, saya minta dipastikan untuk bantuan dropping air bersih bagi masyarakat yang terkena dampak kekeringan dan saya minta juga dicek terkait dengan suplai air untuk irigasi pertanian,” tuturnya.
Sementara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan bahwa 57 waduk memiliki debit di bawah normal dan 6 waduk dapat dikatakan kering.
Sedangkan dari 16 waduk utama, 10 waduk masih normal, dan 6 lainnya di bawah kapasitas. "Maksudnya kalau musim kemarau air yang ditampung hanya 9 juta meter kubik dari kapasitas 10 juta meter kubik. Tapi ini tidak ekstrim," kata Basuki.
(Baca: Anggaran Besar, Benih Bantuan Pemerintah Berkualitas Buruk)
Begitu juga Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjamin pasokan pangan tidak terganggu kekeringan tahun ini. Sebab, luas lahan tanam padi tahun ini telah mencapai 4,6 juta hektare, sedangkan luar area irigasi juga naik menjadi 7,4 juta hektare. “Biar ada kekeringan kalau ada irigasi, aman kan,” ujarnya.
Sebaliknya, BNPB menyebut kekeringan dan krisis air di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara telah menyebabkan sekitar 3,9 juta penduduk terdampak, sehingga memerlukan bantuan air bersih.
“Kekeringan juga melanda 56.334 hektare lahan pertanian, sehingga 18.516 hektare di antaranya gagal panen,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB.