Indonesia Blokir Layanan Aplikasi Telegram

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyampaikan keterangan pers terkait upaya penanganan serangan dan antisipasi Malware Ransomware WannaCry di Jakarta, Minggu (14/5).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
14/7/2017, 18.46 WIB

Selain itu, pada November 2015 lalu Telegram pernah memblokir 78 jalur komunikasi terkait ISIS. Ini merupakan respons setelah terjadinya rangkaian terror di enam lokasi yang menewaskan lebih dari 120 orang di Paris, Prancis. Dalam pernyataan resminya, Telegram menyatakan pemblokiran dilakukan karena bahwa 78 jalur tersebut telah dimanfaatkan oleh ISIS untuk menyebar propaganda.

(Baca: Jokowi Bahas Terorisme dan Transparansi Keuangan di Forum G20)

Sebelumnya, pada September 2015 lalu, pendiri Telegram Pavel Durov dalam wawancara dengan TechCrunch mengakui bahwa ISIS menggunakan Telegram untuk berkoordinasi dan berkomunikasi.

Namun, Durov membantah jika dikatakan sengaja membantu, atau lebih jauh terlibat dalam aksi terorisme yang dilancarkan ISIS. "Kami tak berperan dalam aktivitas-aktivitas (teror) tersebut," kata dia.

Saat ditanyai bagaimana perasaannya kala mengetahui layanannya digunakan untuk memudahkan tindakan anti-kemanusiaan. Ia menyatakan, "Hak privasi lebih penting dari ketakutan kita akan hal-hal buruk yang bisa terjadi, seperti terorisme.”

Sebab, menurut Durov, tanpa Telegram pun, ISIS bakal menemukan cara lain untuk berkomunikasi. "Teknologi telah tersedia, semua terserah kita dalam menggunakannya," ujarnya.⁠⁠⁠⁠

Halaman:
Reporter: Pingit Aria