PT Pertamina (Persero) sedang mempersiapkan pengeboran sumur minyak dan gas bumi (migas) di Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Hal ini sesuai dengan komitmen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi ini untuk menjaga produksi blok tersebut agar tidak turun saat menerima alih kelolanya dari Total E&P Indonesie pada tahun depan.

Direktur PT Pertamina Hulu Mahakam Ida Yusmiati mengatakan, pihaknya mengupayakan agar pengeboran sumur di Blok Mahakam bisa berjalan bulan depan. "Belum diputuskan tanggalnya, diharapkan tetap bisa mulai pada Maret," kata dia kepada Katadata, Kamis (16/2). (Baca: Total Belum Prioritaskan Beli Hak Kelola Blok Mahakam)

Menurut dia, proses tersebut harus segera dilakukan agar target jumlah sumur yang dibor Pertamina di Blok Mahakam dapat tercapai. "Bisa jadi jumlah sumur berkurang, tapi dampaknya tidak signifikan," ujarnya.

Sebagai gambaran, target pengeboran sumur di Blok Mahakam tahun ini berjumlah 25 sumur. Dari jumlah itu, Pertamina mendanai 19 sumur namun pengerjaannya dilakukan oleh Total selaku operator. Pertamina menyiapkan US$ 180 juta atau sekitar Rp 2,34 triliun untuk mengebor 19 sumur tersebut.

Sementara itu, sisanya sebanyak enam sumur akan didanai oleh Total. President & General Manager Total E&P Indonesie  Arividya Noviyanto  mengatakan, Total pada awal Maret akan mengebor enam sumur di Blok Mahakam. "Setelah itu (bor) untuk Pertamina," kata dia kepada Katadata, Selasa (14/2).

(Baca: Investasi Blok Mahakam Turun 18 Persen di 2017)

Sebagai informasi, investasi Total di Blok Mahakam tahun ini hanya mencapai   US$ 900 juta, lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar US$ 1,1 miliar. Jumlah tersebut sudah termasuk dengan investasi Pertamina Hulu Mahakam (PHM).

Dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Total di Blok Mahakam tahun ini, produksi gas ditargetkan mencapai 1,43 miliar kaki kubik (bcf). Angka ini lebih rendah dari realisasi produksi tahun lalu sebesar sebesar 1,64 bcf. (Baca: Pemerintah Restui Pertamina Percepat Investasi ke Blok Mahakam)

Sedangkan untuk produksi kondensat, Total menargetkan sebesar 53 ribu barel per hari (bph). Jumlah ini juga lebih rendah dari realisasi produksi  kondensat tahun lalu sebesar 64 ribu bph.

Penyebab penurunan target produksi tahun ini adalah kondisi sumur di Blok Mahakam yang tergolong tua. Total akan melakukan usaha optimalisasi dan pengembangan fasilitas produksi di beberapa lapangan di blok tersebut, seperti di Peciko dan Tunu.