Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Inpex Corporation terus membahas rencana pengembangan proyek Blok Masela. Selain melakukan pengeboran dan pengolahan gas bumi dari Blok Masela, perusahaan asal Jepang itu juga mendapat kesempatan membangun industri hilir dari hasil produksi gas tersebut.
Pelaksana tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan skema pengembangan Blok Masela. “Dia (Inpex) akan mengebor sampai wellhead (mulut sumur), lalu bergabung dengan kita di hilirisasi,” katanya di Jakarta, Rabu (12/10). (Baca: Inpex Berpeluang Dapat Tambahan Perpanjangan Kontrak Blok Masela)
Rencana itu sempat disampaikan Luhut ketika bertemu dan makan malam dengan CEO Inpex Corporation, dalam kunjungannya ke Jepang, pekan lalu. hasil pertemuan itu membuahkan kesepakatan finalisasi rencana pengembangan Blok Masela.
Menurut Luhut, biaya investasi untuk pengembangan Blok Masela akan lebih rendah dari perkiraan awal sebesar US$ 22 miliar. Tapi dia belum mau menyebut angkanya. "Biar itu dijelaskan oleh Inpex selaku operator Blok Masela," katanya.
Yang jelas, skema pengembangan Blok Masela terbagi dua, yakni bagian hulu berupa proses pengeboran migas, dan bagian hilir berupa pemanfaatn gas untuk pabrik petrokimia dan pupuk. “Itu sudah disepakati dan lagi dihitung detail oleh kedua belah pihak. Ada pertemuan insentif 2 hingga 3 kali dalam satu minggu,” ujar Luhut.
Namun, berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata, pemerintah dan Inpex belum menyepakati skema hilirisasi Proyek Masela. Selain itu, pemisahan skema hulu dan hilir ini berbeda dengan yang pernah diwacanakan sebelumnya, yaitu Inpex hanya ditugasi untuk mengebor sumur.
Sumber Katadata menyatakan, Inpex nantinya akan tetap mengelola Blok Masela mulai dari mengebor hingga proses pengolahan di kilang gas alam cair (LNG). (Baca: Konsep Baru, Kementerian ESDM Klaim Investasi Masela Bisa US$ 7 M)
Di sisi lain, nilai investasi pengembangan Blok Masela juga belum final. Tapi, berdasarkan harga pasar jasa dan material di industri hulu migas saat ini, pengembangan Blok Masela menggunakan skema darat membutuhkan dana US$ 15,5 miliar. “Imbas harga minyak rendah,” kata sumber tersebut.
Juru bicara Inpex Corporation Usman Slamet membenarkan jika Luhut telah bertemu dengan Presiden dan CEO Inpex Corporation Toshiaki Kitamura pada pekan lalu. Namun, dia enggan menjelaskan materi pertemuan tersebut.
(Baca: Luhut dan Petinggi Inpex Sepakati Skema Pemisahan Proyek Masela)
Yang jelas, menurut Usman, Inpex merespons positif dukungan dan kerjasama dengan Kementerian ESDM dan SKK Migas selama ini agar pengembangan lapangan gas Abadi, Blok Masela, dapat segera dimulai. Tapi, dia mengingatkan, rencana pengembangan itu membutuhkan perhitungan yang seksama dan hati-hati.
"Proyek itu kompleks, yang melibatkan investasi sangat besar dan jangka panjang, dengan tingkat risiko yg besar," katanya kepada Katadata, Selasa (11/10) malam.