(Baca: Saka Energi Temukan Sumber Baru Minyak di Blok Pangkah)

Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) M.I Zikrullah mengatakan hasil uji tes produksi minyak dari sumur Sidayu-4, masih akan dievaluasi terlebih dahulu. Ini untuk mengidentifikasi dan memastikan semua dampak dan risiko yang ada di blok migas tersebut.

Setelah evaluasi, SKK Migas baru bisa memutuskan apakah Saka perlu menambah sumur eksplorasi atau tidak ke depannya. "Kemarin itu baru indikasi dari sumur, nanti dicek lagi bagaimana dampaknya segala macam," kata Zikrullah di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (30/9).

Berdasarkan situs resminya, Saka Energi memiliki hak kelola hingga 100 persen di Blok Pangkah. Saka memiliki blok ini setelah berhasil memenangkan tender penjualan 75 persen hak pengelolaan milik PT Hess Indonesia pada Januari 2014 lalu. 

Sekadar informasi, Blok Pangkah merupakan blok yang statusnya sudah berproduksi. Namun, saat ini produksi minyak dan gas bumi diambil dari Lapangan Ujung Pangkah.  (Baca: Saka Energi Lepas 40 Persen Saham Blok South Sesulu)

Sementara untuk Lapangan Sidayu, Saka baru berhasil mengebor sumur minyak Sidayu-1 pada 2001. Selanjutnya, pada Juli tahun lalu, Saka berhasil mengebor Sumur Sidayu-3. Perseroan menargetkan Sumur Sidayu-3 bisa mulai berproduksi sebanyak 10.000 barel minyak per hari pada 2017. Di lapangan ini, Saka memperkirakan jumlah cadangan migasnya mencapai 300 juta barel. 

Halaman: