PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan CNOOC Limited akan bersaing mendapatkan hak kelola di Blok South East Sumatera (SES). Kedua kontraktor sudah mengajukan proposal untuk mengelola blok tersebut setelah kontraknya berakhir di 2018.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan proposal tersebut sudah diterima oleh pemerintah. “Lagi dibahas," kata Wiratmaja di Gedung DPR, Selasa, 6 September 2016. (Baca: Pertamina Hulu Energi Lepas Hak Kelola Blok Luar Negeri).
Berdasarkan data Kementerian Energi, hingga kontrak berakhir, CNOOC masih menjadi operator di Blok SES. Perusahaan asal Cina ini memiliki hak kelola 65,54 persen. Sementara itu, Pertamina memiliki hak kelola 13,07 persen.
Sisanya, KNOC menguasai 8,91 persen, Risco Energi lima persen, Fortuna Resources Ltd 3,77 persen, Talisman UK Ltd 2,08 persen, dan Talisman Resources Ltd 1,64 persen. Namun pada 12 Desember 2014, Saka Energi mengambil alih hak kelola KNOC sebesar 8,9 persen.
Direktur Utama PHE Gunung Sardjono Hadi mengatakan sudah menyampaikan keinginan mengelola blok itu kepada komisaris Pertamina sebagai induk usaha. PHE merasa mampu mengelola blok-blok lama, sehingga masih kompetitif untuk diproduksi.
Hingga 31 Agustus 2016, lifting atau produksi siap jual minyak dari Blok South East Sumatera sebesar 32.050 barel per hari (bph). Angka ini lebih tinggi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 yakni 31.650 bph. (Baca: Produksi Minyak Pertamina Hulu Energi Masih di Bawah Target).
Di sisi lain lifting gas masih lebih rendah dari target yang ditentukan. Dalam APBNP 2016, target lifting gas 13.000 barel setara minyak per hari (bsmph). Sementara realisasi hingga 31 Agustus 2016 hanya 12.900 bsmph.
Selain itu, PHE berencana mengintegrasikan Blok SES dengan lapangan Zulu di Blok Offshore North West Java (ONWJ). Menurut Gunung, lokasi kedua blok tersebut saling berdekatan. "Kalau ini bisa diintegrasikan bisa saving (penghematan) banyak," kata Gunung di Kantor Pertamina Jakarta, Rabu, 7 September 2016.
PHE juga berencana kembali mellanjutkan mengelola beberapa Blok lainnya yang akan habis kontrak pada 2018. Blok tersebut antara lain Blok Ogan Komering, Blok B dan Blok NSO, JOB Pertamina Talisman Jambi Merang. (Baca: Penjualan Gas dari Blok Nunukan dan Simenggaris Akan Digabung).
Jika mengacu pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 15 Tahun 2015, pemerintah memiliki tiga opsi untuk memutuskan pengelolaan blok migas yang akan berakhir masa kontraknya. Pertama, perpanjangan kontrak oleh kontraktor lama. Kedua, pengelolaan oleh Pertamina. Ketiga, pengelolaan bersama antara kontraktor lama dan Pertamina.