Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengusulkan kenaikan lifting atau produksi siap jual minyak untuk 2017. Lifting yang tadinya ditargetkan 760.000 barel per hari (bph) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi 780.000 bph.

Pelaksana Tugas Menteri Energi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sedang melakukan langkah efisiensi di Kementerian Energi untuk meningkatkan kinerja lifting tahun depan. "Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan bisa saja naik, baik itu minyak bumi maupun gas," kata Luhut di sela-sela rapat kerja di Komisi Energi DPR di Jakarta, Kamis, 1 September 2016.

Selain itu, ada peluang untuk menggenjot produksi Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu hingga 200.000 bph. Saat ini maksimal produksi lapangan tersebut masih dalam kisaran 185.000 bph. (Baca: Pemerintah Kaji Peningkatan Produksi Minyak Blok Cepu).

Menurut Luhut, untuk mencapai produksi 200.000 bph, ExxonMobil selaku operator Lapangan Banyu Urip Blok Cepu membutuhkan dana sekitar US$ 2 juta. "Bukan tidak mungkin naik ke 200 ribu bph. Kami masih pelajari," kata dia.

Meski target tersebut naik, tapi angka itu masih rendah dibandingkan target 2016. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016, lifting minyak ditargetkan mencapai 820.000 bph.

Sementara itu, target lifting gas tidak ada perubahan dari target awal yakni 1,15 juta barel setara minyak per hari (boepd). Sehingga lifting minyak dan gas bumi  yang diusulkan ke DPR saat ini berjumlah 1,93 juta barel setara minyak per hari. (Baca: Lifting Minyak Agustus Turun 2,3 Persen karena Faktor Alamiah).

Anggota Komisi Energi DPR Inas Nasrullah Zubir mengatakan asumsi lifting minyak sebesar 780 ribu bph tersebut terlalu rendah. Jika ExxonMobil Indonesia bisa menaikkan produksi di Blok Cepu maka hal tersebut akan mendongkrak lifting.

Tapi Inas masih mempertanyakan sikap Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) yang belum sepakat meningkatkan produksi Lapangan Banyu Urip. "Di pemberitaan, saya baca ExxonMobil bisa naikkan produksi, tapi SKK Migas menolak. Saya tidak tahu kenapa, kalau Exxon bisa naikkan kenapa tidak," kata dia. 

ExxonMobil memang pernah mengajukan rencana peningkatan produksi Blok Cepu pada rencana program dan anggaran (WP&B) pada 2017.   "ExxonMobil Cepu Limited bersama para mitra Blok Cepu akan mengajukan peningkatan produksi hingga 200 ribu barel bph kepada SKK Migas pada siklus penganggaran dan perencanaan (WP&B) tahun 2017,” kata Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia, Erwin Maryoto, Senin, 22 Agustus 2016. (Baca: Exxon Usulkan Produksi Blok Cepu 2017 Naik Hingga 200 Ribu Barel)

Di sisi lain, Kementerian ESDM juga mengusulkan kenaikan asumsi harga minyak Indonesia (ICP). Tahun  depan ICP ditargetkan pada US$ 45 per barel.  Asumsi ini lebih tinggi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP )2016  sebesar US$ 40 per barel.