KATADATA - Meski Presiden Joko Widodo telah memutuskan skema pengembangan Blok Masela di darat, Inpex Corporation diklaim tidak akan hengkang. Namun, perusahaan asal Jepang ini dikabarkan akan meminta beberapa insentif kepada pemerintah agar proyek ladang kaya gas di Laut Arafura tersebut lebih ekonomis.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengaku sudah bertemu dengan Inpex dan Shell selaku kontraktor yang memiliki hak pengelolaan di Blok Masela. “Inpex dan Shell tidak ada rencana cabut. Jadi akan tetap di Blok Masela,” kata dia dalam konferensi pers di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Kamis (24/3).

(Baca: Rizal Ramli: Banyak yang Antri Kalau Inpex Kabur dari Masela)

Namun, menurut Amien, Inpex dan Shell saat ini masih butuh waktu menghitung ulang rencana pengembangan dengan skema darat. Pasalnya, keputusan Presiden berbeda dengan proposal revisi rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) yang telah diajukan Inpex kepada SKK Migas pada September lalu. Dalam proposal tersebut, Inpex mengusulkan pengembangan Blok Masela menggunakan skema kilang terapung atau Floating Liquefied Natural Gas (FLNG).

Karena itulah, kedua kontraktor tersebut tengah mencerna terlebih dulu perubahan pengembangan Blok Masela menjadi skema darat.  Setelah proposal dengan skema darat itu rampung, Inpex selaku operator Blok Masela tentu akan mengajukan kembali detail rencana kerjanya. “Tapi tadi malam (Rabu) Inpex sudah menyatakan kemungkinan besar akan mengajukan sejumlah insentif,” ujar Amien. Sayangnya, dia enggan menjelaskan detail permintaan insentif itu.

Yang jelas, SKK Migas berharap kajian ulang proposal pengembangan Blok Masela dapat segera selesai. Dengan begitu pelaksanaan proyek tidak akan terus tertunda. Jika sesuai dengan target awal, maka keputusan final investasi atau final investment decision (FID) bisa dilakukan pada 2018. (Baca: Kawal Putusan Jokowi Soal Blok Masela, Sudirman Buat 4 Langkah)

Sementara itu, Inpex tidak mau menjelaskan permintaan insentif tersebut. Senior Manajer Communication and Relation Inpex Usman Slamet mengatakan masih terlalu dini membicarakan hal itu. Saat ini, Inpex masih dalam proses mengkonfirmasi fakta yang ada dan memberikan pertimbangan kelanjutan Proyek Masela. “Ke depan kami akan secara terbuka mengungkapkan seluruh perkembangan mengenai hal ini,” kata dia kepada Katadata, Kamis (24/3).

Di sisi lain, Amien belum bisa menjelaskan lokasi pembangunan kilang di darat. Sebab, hal itu belum pernah dibahas. Apalagi keputusan menggunakan skema darat baru diumumkan Presiden Rabu lalu.

(Baca: Gubernur Maluku Desak Proyek Masela Cepat Dibangun)

Amien juga tidak mau berspekulasi terhadap rencana Inpex mengurangi jumlah karyawan. Inpex dan Shell memang sudah mengajukan rencana penguarangan karyawan yang berkerja di Proyek Masela. Alasannya, tidak ada kepastian pemerintah mengenai skema pengembangan. Namun, sampai saat ini Inpex masih belum bisa memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut. “Jadi tergantung rencana kerja berikutnya. Kalau kegiatannya banyak, tentu personilnya bertambah. Tapi, kalau sedikit, tentu akan dikurangi,” ujar dia.

Reporter: Arnold Sirait