Ditawari Minyak Iran, Saka Energi Lebih Tertarik di Dalam Negeri

Arief Kamaludin|KATADATA
(Arief Kamaludin | KATADATA)
Penulis: Arnold Sirait
26/2/2016, 13.40 WIB

KATADATA -  Pemerintah tengah menjajaki peluang kerjasama di sektor minyak dan gas bumi (migas) dengan Iran. Di antaranya, mengelola blok minyak di Iran yang melibatkan perusahaan BUMN seperti PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Namun, anak usaha PGN di sektor minyak, yaitu PT Saka Energi Indonesia belum tentu akan menyambut peluang tersebut.

Direktur Operasi Saka Energi Tumbur Parlindungan mengaku belum dapat bersikap terkait peluang kerjasama pengelolaan blok minyak di Iran. Pasalnya, hingga saat ini perusahaan tersebut masih menunggu arahan dari PGN. Sedangkan sejak pertemuan bilateral antara pemerintah Indonesia dan Iran pada Selasa (23/2) lalu, yang juga dihadiri oleh PGN, Saka belum mendapat pemberitahuan dari induk usahanya tersebut.

(Baca: Pemerintah Bahas Lima Peluang Investasi Migas dengan Iran)

Mdeski begitu, menurut Tumbur, mengelola blok migas di Indonesia masih lebih menarik dibandingkan di Iran. Pertimbangannya, masih banyak blok migas potensial di dalam negeri yang belum dieksplorasi, baik lapangan migas di darat maupun di lepas pantai. Contohnya, wilayah migas di Kalimantan Timur.

Ketika bertemu dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah Iran memang menawarkan pengelolaan 29 blok minyak. Saat itu, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I.G.N. Wiratmaja Puja  menginginkan agar blok tersebut bisa dikelola oleh Pertamina atau anak usaha PGN, PT Saka Energi. “Kami berharap bisa dapat, ini lapangan konvensional,” kata dia di Jakarta, Rabu (24/2).

(Baca: Iran Tawarkan 29 Blok Minyak ke Indonesia)

Saka Energi Indonesia saat ini mengelola delapan blok minyak di Indonesia dan satu blok di Amerika Serikat. Pertama, di Blok Ketapang dengan kepemilikan 20 persen saham. Produksi minyak dan gas pada dari Lapangan Bukit Tua di Blok Ketapang dimulai pada Mei 2015. Operator blok adalah Petronas.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia