KATADATA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyiapkan surat balasan kepada BP Indonesia terkait kejelasan rencana perluasan proyek train 3 Kilang Tangguh. Draf suratnya tinggal ditandatangani Menteri ESDM Sudirman Said dan akan segera di kirimkan besok.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan dalam surat balasan tersebut, pemerintah menyatakan berkomitmen mendukung proyek tersebut. Makanya dengan balasan ini, pemerintah menyatakan akan membuka opsi ekspor gas alam cair (LNG) yang dihasilkan dari Train 3 Kilang Tangguh. Ekspor diperbolehkan selama kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi.
"Kalau dalam negeri butuh, diutamakan dalam negeri," kata Djoko usai rapat bersama Komisi VII di Gedung DPR Jakarta, Senin (30/11). (Baca: SKK Migas Usulkan Opsi Ekspor LNG Tangguh Train 3)
Melalui surat yang dikirimkan kepada Menteri ESDM beberapa bulan lalu, BP Indonesia meminta kepastian kontrak jangka panjang pembeli gas di dalam negeri. Kepastian ini penting untuk rencana pembangunan megaproyek senilai US$ 12 miliar atau sekitar Rp 162 triliun dari anak usaha BP Plc.
Apalagi, BP Indonesia kesulitan untuk menjual gas yang dihasilkan ke luar negeri, karena pemerintah ingin 40 persen gas tersebut dialokasikan untuk kebutuhan dalam negeri. Alokasi ini lebih besar dari aturan yang ditetapkan pemerintah bagi setiap kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yakni 25 persen.
Saat ini Menteri ESDM telah mengeluarkan peraturan nomor 37 tahun 2015 tentang ketentuan dan tata cara penetapan alokasi, pemanfaatan dan harga gas bumi. Dalam peraturan menteri (permen) tersebut, kewajiban kontraktor mengalokasi 25 persen jatah gas untuk dalam negeri telah dihapus.
Menurut Djoko, pemerintah tetap memutuskan alokasi 40 persen untuk kebutuhan dalam negeri. Bahkan, kata dia, kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri ini masih berlaku jika ada tambahan gas yang dihasilkan dari sumur-sumur di Lapangan Tangguh. “Kalau menemukan cadangan baru. wajib gunakan industri dan petrokimia. Tapi kan belum ditemukan cadangannya,” ujarnya. (Baca: Dicari: Pembeli LNG Tangguh Train 3 Secepatnya
Hingga kini, dua perusahaan sudah berkomitmen menyerap produksi LNG Train 3. Yaitu PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebanyak 1,5 juta ton per tahun (mtpa) atau 40 persen dari total produksi dan Kansai Electric Power Co. asal Jepang sebanyak 1 mtpa. Kalau dijumlah, penyerapan produksi Train 3 baru sebanyak 2,5 mtpa atau 66 persen. Padahal, menurut sumber Katadata di industri minyak dan gas bumi, BP menargetkan bisa mengantongi komitmen pembelian gas minimum 80 persen dari total produksi untuk merampungkan proses FID dan memulai pembangunan Train 3.
Sebenarnya, sudah ada beberapa perusahaan asing yang berminat menyerap sisa kapasitas produksi Tangguh Train 3. Namun, sumber tersebut mengungkapkan, para peminat itu juga menginginkan tambahan pasokan gas dari Tangguh Train 1 dan 2. Sekadar informasi, produksi LNG Tangguh Train 1 dan 2 terikat kontrak jangka panjang dengan empat perusahaan asing: Fujian LNG (Cina), K-Power dan POSCO (Korea) serta Sempra Energy (Meksiko).