KATADATA ? Media Group mengincar sejumlah blok minyak dan gas bumi (migas) yang kontraknya akan habis dalam kurun waktu hingga lima tahun ke depan. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, kelompok usaha milik Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh ini akan segera membentuk perusahaan kontraktor migas.
Menurut Sugeng Suparwoto, Direktur PT Surya Energi Raya (SER), salah satu perusahaan migas di bawah Media Group, pembentukan perusahaan kontraktor migas ini masih dalam tahap pembahasan internal. ?Mengingat kondisi ekonomi yang belum stabil dan nilai tukar rupiah yang masih fluktuatif menjadi alasan badan usaha ini belum dibentuk,? katanya kepada Katadata, Senin (21/9). Namun, dia menjanjikan perusahaan tersebut akan berdiri dalam waktu dekat ini.
Pembentukan perusahaan kontraktor tersebut terkait dengan rencana Media Group mendapatkan sejumlah blok migas yang akan habis masa kontraknya. Saat ini, menurut Sugeng, pihaknya tengah menginventarisasi sekitar 18 blok migas yang akan habis masa kontraknya hingga tahun 2020 mendatang. Berdasarkan catatan Katadata, sebenarnya ada 22 blok migas yang kontraknya bakal berakhir tahun 2017 hingga 2020.
?Mungkin ada sekitar tiga sampai lima blok migas yang kami minati,? kata Sugeng, yang juga merupakan salah seorang pendiri Partai Nasdem. Dalam memilih blok migas, Media Group menetapkan kriteria yaitu blok migas itu sudah beroperasi dan berproduksi. Cadangan terbuktinya di atas 50 juta barel dan produksi di atas 5.000 barel minyak per hari (bph).
Kriteria lainnya adalah blok-blok migas itu menaik secara ekonomi sehingga akan diambil alih oleh PT Pertamina (Persero). Sekadar informasi, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 15/2015 memang tidak secara tegas menyatakan hak prioritas Pertamina untuk mendapatkan blok migas yang kontraknya akan berakhir. Jika kontraktor mengajukan perpanjangan kontrak, pemerintah memiliki tiga opsi keputusan, yaitu: memperpanjang kontrak kontraktor lama, memberikan hak pengelolaan kepada Pertamina, atau memberikan kepada Pertamina dan kontraktor lama.
(Baca: Blok Migas Asing yang Kontraknya Habis, Diserahkan ke Pertamina)
Ada beberapa kriteria blok migas yang akan diberikan kepada Pertamina, yakni memiliki cadangan yang besar, strategis dan sebelumnya dimiliki oleh perusahaan asing. Namun, jika blok migas ini sebelumnya dimiliki perusahaan nasional maka Pertamina tidak mendapat hak prioritas mengelola blok tersebut.
Karena itulah, Sugeng menyatakan, Media Group ingin bekerjasama dengan Pertamina untuk mengelola blok-blok migas yang kontraknya akan habis. ?Kami akan mengirimkan proposal kerjasama kepada Pertamina untuk berpartisipasi dalam pengelolaan blok migas,? ujarnya.
Bahkan, Sugeng mengungkapkan, Media Group tertarik mendapatkan Blok Sanga-Sanga di Kalimantan Timur. Saat ini, Blok Sanga-Sanga dikelola oleh VICO Indonesia yang kontraknya akan berakhir tahun 2018. Cadangan minyaknya mencapai 13.232 MSTB (thousand stock tank barrel) dan cadangan gasnya 448,96 miliar kaki kubik (BSCF). Sementara produksinya sebesar 16.733 barel setara minyak per hari (BOEPD).
(Baca: Pemerintah Prioritaskan Pertamina Dapat Blok Sanga-Sanga)
Dengan memiliki dan mengelola sejumlah blok migas tersebut, Sugeng mengatakan, perusahaan kontraktor migas milik Media Group ini nantinya bisa mencatatkan angka produksi yang cukup besar tahun 2020. ?Kami menargetkan akan memproduksi minyak hingga 20 ribu bph dan gas 200 MMscfd (juta standar kaki kubik per hari) pada tahun 2020-2022,? imbuhnya.
Terkait dengan pendanaan, Sugeng mengakui, masuk ke bisnis migas tersebut membutuhkan dana yang besar. ?Media Group secara manajerial dan finansial siap,? tandasnya. Jika kas internal tidak mencukupi, perusahaan kontraktor migas Media Group ini tidak menutup kemungkinan pendanaan dari eksternal, seperti China Sonangol.
Sekadar informasi, China Sonangol adalah perusahaan multinasional di bidang pertambangan dan properti. Akhir tahun lalu, China Sonangol dan Surya Paloh berperan penting dalam perjanjian kerjasama impor minyak dari Angola kepada pemerintah Indonesia. Media Group dan China Sonangol juga berpatungan membangun gedung pencakar langit di kawasan Thamrin, Jakarta, senilai Rp 8 triliun.
?Kemesraan? Media Group dengan China Sonangol bahkan sudah terentang sejak lama. Tahun 2009, Surya Energi mendapatkan pinjaman dari China Sonangol sebesar US$ 200 juta. Duit itu digunakan Surya Energi untuk mengelola Blok Cepu. Di blok migas yang dikelola oleh Mobil Cepu Ltd. itu, Surya Energi memang punya kepemilikan saham melalui perusahaan daerah PT Asri Darma sejahtera. Asri Darma mengempit 4,5 persen saham partisipasi Blok Cepu. Sedangkan pemegang saham Asri Darma adalah Surya Energi sebanyak 75 persen saham dan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, punya 25 persen saham.