KATADATA ? ExxonMobil Oil Indonesia akhirnya melepas semua aset minyak dan gas bumi (migas) yang dimilikinya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Perusahaan migas multinasional asal Amerika Serikat ini menjual hak partisipasinya (participating interest/PI) di Blok B dan Blok North Sumatra Offshore (NSO) kepada PT Pertamina (Persero).
"ExxonMobil telah mengalihkan hak penyertaan PSC Blok North Sumatra Offshore dan Blok B kepada Pertamina," kata Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia, Erwin Maryoto, kepada Katadata, Selasa (15/9).
Namun, dia menolak menjelaskan secara detail perjanjian jual-beli kedua blok migas tersebut dengan Pertamina, termasuk nilai dan waktu finalisasi transaksi. Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata, pengalihan hak partisipasi ExxonMobil di Blok B dan Blok NSO mulai berlaku pada 1 Oktober nanti. Artinya, mulai awal bulan depan, Pertamina akan menjadi operator dua blok tersebut.
Erwin juga belum mau menjelaskan nasib dan status pekerja Exxon di Blok B dan Blok NSO. Yang pasti, kata dia, Pertamina akan mengoperasikan sejumlah fasilitas produksi di dua blok itu sehingga tentu memerlukan dukungan dari banyak pekerja.
Selain itu, ExxonMobil akan bekerja bersama dengan Pertamina untuk meminimalkan dampak terhadap perubahan operator dua blok tersebut dan memastikan transisinya akan berjalan lancar. ?ExxonMobil tetap berkomitmen pada Indonesia," imbuh Erwin.
Selain Blok B dan Blok NSO, menurut Erwin, ExxonMobil juga menjual semua kepemilikan sahamnya di PT Arun Natural Gas Liquefaction (NGL) kepada Pertamina. Di perusahaan operator kilang gas alam cair (LNG) Arun yang berdiri tahun 1974 tersebut, ExxonMobil memiliki 30 persen saham. Adapun Pertamina mengempit 55 persen saham dan sisanya sebanyak 15 persen dimiliki oleh konsorsium Japan-Indonesia LNG Company (JILCO). Nilai aset Arun NGL, termasuk kilang LNG dan fasilitas pendukungnya, pernah ditaksir hampir Rp 7 triliun.
Namun, manajemen Pertamina belum mau mengomentari kabar pembelian tiga aset migas ExxonMobil di Aceh itu oleh Pertamina. Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan proses tersebut masih berjalan. "Tunggu nanti kalau sudah closed," katanya.
(Baca: Pertamina Minati Dua Blok Migas Milik ExxonMobil)
Sebelumnya, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengakui pihaknya berminat membeli saham partisipasi ExxonMobil di Blok B dan Blok NSO. Perusahaan pelat merah ini sudah mengirimkan surat minat kedua blok itu kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Selain itu, Pertamina telah membicarakan rencana tersebut dengan pemerintah.
(Baca: Exxon Incar Blok Migas yang Kontraknya Akan Habis)
Sekadar informasi, Blok B tercatat memiliki cadangan minyak sebesar 3.343 million stock tank barrels (MTSB) dan cadangan gas sebesar 104 miliar kaki kubik (Billions of Standard Cubic Feet/BSCF). Sedangkan Blok NSO memiliki cadangan minyak sebesar 272 MTSB dan cadangan gas 92 BSCF. ExxonMobil menjadi operator kedua blok tersebut hingga kontraknya berakhir tahun 2018.