KATADATA ? Anjloknya harga minyak dunia mengancam pengembangan bisnis kilang mini. Bisnis kilang skala kecil yang sudah terbukti berhasil dan menguntungkan ini, terancam tidak berproduksi karena pasokan minyaknya seret.
Presiden Direktur Indo Kilang Prima Bun Sentoso khawatir rendahnya harga minyak membuat kontraktor mengurangi produksinya. Jika ini terjadi, maka produsen kilang mini akan sulit mendapatkan pasokan minyak untuk produksinya. Apalagi minyak yang diproduksi di dalam negeri diprioritaskan untuk PT Pertamina (Persero).
"Sekarang kami khawatir kalau feedstock kurang," kata dia di Jakarta, Kamis (27/8).
Saat ini Indo Kilang Prima sedang membangun kilang mini di Padang Lawas, Sumatera Utara, dengan investasi senilai US$ 54 juta. Kilang ini akan memproduksi high speed diesel, marine fuel oil, kerosene, dan naptha, dengan kapasitas sebesar 2x3000 barel per hari.
Kilang ini rencananya akan mulai berproduksi pada April 2016. Rendahnya harga minyak yang diprediksi masih akan terjadi tahun depan, membuat Bun khawatir kilang ini kesulitan berproduksi. Setidaknya, agar bisa berproduksi minimal, Indo Kilang Prima harus bisa mendapat pasokan minyak sepertiga dari kapasitas kilangnya yakni 1000-3000 barel per hari.
Pasokan kilang ini rencananya berasal dari PT EMP Tonga. Karena khawatir kekurangan pasokan saat mulai berproduksi, Indo Kilang Prima pun haris mencari sumber lain, salah satunya dari Pertamina Hulu Energi Siak, Pacific Oil, dan perusahaan minyak lainnya.
Meski sudah berupaya mencari pasokan minyak dari beberapa kontraktor, Bun belum bisa memastikan apakah produksi perdana kilang mininya bisa berjalan sesuai rencana. Belum ada perjanjian jual beli minyak yang dilakukan Indo Kilang Prima dengan kontraktor minyak. Padahal Indo Kilang sudah merencanakan untuk membangun dua kilang mini lainnya di Kalimantan dan Sumatera. Nilai investasinya mencapai US$ 120 juta dengan kapasitas masing-masing 15.000 barel per hari.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengakui banyak investor kilang mini tidak berkembang, karena sulit mendapat pasokan minyak. Sulitnya kilang mini mendapat pasokan minyak, karena selama ini minyak bagian negara diserahkan kepada Pertamina.
Kepala Bagian Humas SKK Migas Elan Biantoro mengatakan pihak masih terus mencari cara agar kilang mini bisa mudah mendapat pasokan minyak dan bisnisnya bisa berkembang. SKK Migas mengusulkan perlu adanya regulasi yang bisa memberikan prioritas pasokan minyak ke kilang mini.
"Sudah ada FGD (Focus Group Discussion) yang menyatakan perlu regulasi diterbitkan. Pembangunan kilang mini sudah ada orang yang melakukan kemudian berhasil dan profit," ujar dia.
(Baca: Lebih Baik Bangun Kilang Mini)
Saat ini Indonesia sangat membutuhkan kilang untuk meningkatkan ketahanan energi dan menekan impor bahan bakar minyak (BBM). Masalahnya pembangunan kilang ini membutuhkan dana yang besar. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan membangun kilang mini, yang modalnya tidak terlalu besar. Elan menyebut beberapa perusahaan telah berhasil membangun dan mengembangkan kilang mini di Indonesia. Bisnisnya pun terbukti telah mendapatkan keuntungan.