2018, Indonesia Importir BBM Terbesar di Dunia

KATADATA
KATADATA
Penulis:
Editor: Arsip
4/10/2013, 14.06 WIB

KATADATA ? Indonesia diperkirakan akan menjadi importir bahan bakar minyak (BBM) terbesar di dunia pada 2018 sehingga akan mempengaruhi harga dan perdagangan minyak dunia.

Berdasarkan laporan Wood Mackenzie yang berjudul ?Indonesia Emerges as the World's Biggest Importer of Gasoline? dari tahun 2012 hingga 2018, Indonesia akan mengalami kenaikan defisit BBM dari 340 ribu menjadi 420 ribu barel per hari (bph).

Kondisi ini bertolakbelakang dengan Amerika Serikat dan Meksiko yang merupakan importir BBM terbesar dunia saat ini. Pada periode tersebut, defisit kedua negara akan mencapai 60 ribu bhp dari 560 ribu bhp. Bahkan ditahun 2018, kedua negara diperkirakan akan surplus BBM.

?Saat ini, Indonesia memang telah menjadi pasar dengan defisit BBM terbesar di dunia, tetapi belum mempengaruhi arus perdagangan atau harga antar negara. Namun, lima tahun lagi, Kondisi ini akan berubah, Indonesia akan sangat mempengaruhi perdagangan BBM di dunia,? kata Sushant Gupta, Wood Mackenzie's Asia Pacific Head of Downstream Research.

Meningkatnya defisit BBM di Indonesia didorong oleh tiga hal, yakni pertumbuhan pendapatan, meningkatkan kepemilikan mobil, serta kenaikan subsidi BBM oleh pemerintah. Di sisi lain, pasokan dalam negeri tidak bertambah dan kilang baru belum bisa dipakai sebelum 2018. Dua kilang baru yang akan dibangun, satu didanai APBN dan satunya lagi dibangun oleh Pertamina bersama dengan Aramco dari Arab Saudi.

Defisit Indonesia juga akan mempengaruhi perdagangan BBM di Asia Pasifik. Selama ini pasokan BBM ke Indonesia mengalir dari Asia Pasifik, terutama dari Singapura. Namun akibat besarnya defisit yang dialami Indonesia, kawasan Asia Pasifik pun ikut kekurangan pasokan BBM.

Tahun 2012, kawasan ini surplus BBM sebesar 55 ribu bph dan akan menjadi defisit sebesar 118 ribu bph di 2018. Bahkan BBM yang selama ini mengalir dari Asia ke pasar-pasar di Eropa dan Amerika melalui Terusan Suez, akan berbalik karena mereka akan menyalurkan surplusnya. Memang ada pasokan BBM dari Timur Tengah ke Asia Pasifik, namun jumlahnya terbatas. Penyebabnya, produksi minyak dari Timur Tengah juga akan berkurang.

Oleh : Agus Riyanto

Reporter: Redaksi