Ikatan Dokter Indonesia atau IDI menyatakan hampir 50% dokter konsulen dan Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS di Indonesia terpapar virus corona. Untuk wilayah Jakarta saja, ada lebih dari 80 dokter yang terinfeksi Covid-19.
Baru-baru ini, ada 46 tenaga medis di Semarang yang diketahui positif corona. Ketua Umum IDI Daeng Faqih mengatakan pihaknya terus menelusuri penyebab terinfeksinya tenaga medis tersebut.
"Kabarnya, ada salah satu dokter PPDS yang terpapar lalu menular ke yang lain," ujar Daeng dalam sebuah diskusi daring di Jakarta, Sabtu (18/4). Lebih lanjut ia menyebutkan seluruh tenaga medis yang terinfeksi corona dalam isolasi.
Lebih lanjut Daeng menyebut ada 24 dokter yang telah gugur akibat virus corona. "24 dokter yang meninggal terpapar corona karena ketidaksepahaman," kata dia.
(Baca: Cegah Corona, Kemenkes Imbau RS Setop Praktik Rutin kecuali Darurat)
Ketidaksepahaman tersebut, menurut Daeng, karena dokter maupun pasien tak menyadari telah terinfeksi corona. Pasalnya, dokter tersebut kebanyakkan bekerja di rumah sakit nonrujukan virus corona maupun praktek pribadi.
"Sehingga dokter ini terpapar pasien corona yang tidak mengalami gejala," ujar dia.
Penyebab lainnya, sambung dia, keterbatasan alat pelindung diri (APD) terutama di awal pandemi corona di Indonesia. Bahkan, banyak dokter yang memodifikasi APD untuk melindungi diri saat menangani pasien.
Padahal, APD yang dibuat sendiri seperti dari plastik biasa tak bisa 100% menjaga tenaga medis dari penularan Covid-19. Oleh karena itu, dia mengimbau dokter tetap memakai APD meski dirinya tak menghadapi pasien corona.
"Para dokter tak boleh membatasi praktek karena hal itu," ujarnya.
Hingga Jumat (17/4), terdapat 5.923 orang terinfeksi virus corona. Selain itu, jumlah kasus sembuh semakin jauh meninggalkan angka kematian.
Total pasien yang pulih sudah sebanyak 607 orang. Sedangkan orang meninggal sebesar 520 orang.
(Baca: Belajar dari Kesalahan Hindia Belanda Tangani Flu Spanyol untuk Corona)