Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengklaim,laju kasus positif virus corona di Indonesia menurun. Hal tersebut dapat tercapai setelah adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah Indonesia.
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menjelaskan, laju kasus positif virus corona turun 11% berkat pelaksanaan PSBB yang ketat.
Di Provinsi DKI Jakarta misalnya, sudah ada 2.673 pabrik dan kantor yang telah diberi peringatan dan teguran oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, serta terdapat sekitar 168 pabrik dan kantor yang disegel karena melanggar aturan PSBB.
"Penegakan PSBB juga terlihat di Provinsi Riau, di mana masyarakat yang melanggar aturan PSBB telah ditindak. Para pelanggar tersebut telah diperiksa dan diproses untuk masuk pengadilan," kata Doni usai rapat terbatas melalui video conference, Senin (4/5).
Meski demikian, Doni menyatakan bahwa penurunan laju kasus positif corona tak boleh membuat lengah. Sebab, ada lima klaster yang berpotensi meningkatkan jumlah kasus positif virus corona di Indonesia.
(Baca: PSBB di Jakarta Dinilai Efektif, Corona Dapat Berhenti sebelum Lebaran)
Kelima klaster tersebut antara lain adalah klaster pekerja migran, klaster jemaah tabligh, klaster Gowa di Sulawesi Selatan, klaster rembesan pemudik, dan klaster industri.
Untuk jemaah tabligh, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mencatat saat ini jumlahnya yang terdata sebanyak 1.129 orang. Dari jumlah tersebut, tercatat 30 orang yang berada di India, dan 75 orang di Pakistan terkonfirmasi positif virus corona.
Oleh karena itu, upaya pencegahan, deteksi, dan penanganan corona tetap akan dilakukan, dengan kerja sama seluruh pihak, termasuk masyarakat.
Gugus Tugas Covid-19 juga tak lupa mengingatkan, agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada. Lebih lanjut, masyarakat harus tetap menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalr, serta menggunakan masker.
"Seperti halnya kebiasaan menyentuh mata, hidung, mulut ini harus diingatkan setiap saat dan rutin terus menerus, serta tidak menyentuh bagian wajah," kata Doni.
(Baca: Yurianto: Butuh Waktu Panjang Pulihkan Aktivitas Warga Akibat Corona)