PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memprediksi jumlah penumpang dan kendaraan logistik yang menyeberang jelang Hari Raya Idul Fitri atau lebaran mendatang turun signifikan. Hal ini lantaran kebijakan larangan mudik untuk mengendalikan penyebaran virus corona.
"Kalau sudah dilarang, saya rasa pemerintah serius melarang untuk tidak mudik. Seluruh elemen negara memastikan tidak terjadi mudik massal, kecuali karena hal khusus yang diawasi secara ketat oleh gugus tugas," kata Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi dalam konferensi pers virtual, Kamis (14/5).
Meski bakal turun drastis, Ira memprediksi jumlah penumpang pada lebaran nanti relatif sama, bahkan cenderung naik, jika dibandingkan hari-hari biasa sebelum virus corona pertama kali ditemukan di Indonesia pada awal Maret 2020.
"Naiknya berapa belum tahu, tapi prediksinya tetap sama seperti hari biasa. Ada kenaikan paling di keperluan logistik menjelang Idul Fitri," katanya.
(Baca: ASDP Ferry Berpotensi Rugi Rp 478 Miliar Imbas Pandemi Corona)
Pihak ASDP pun memastikan persiapan armada dan fasilitas akan tetap maksimal. Bahkan, ASDP menyiapkan skenario dengan kondisi tidak ada pandemi corona meski saat ini perusahaan menjalankan skenario sesuai dengan kondisi adanya larangan mudik.
Seperti diketahui, ASDP mencatat adanya penurunan penumpang cukup drastis pada periode Maret 2020 hingga 12 Mei 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penurunan terutama terjadi di beberapa pelabuhan penyeberangan utama seperti Merak, Bakauheni, Ketapang, Lembar, Batam, Bitung, dan Kayangan,
Total penumpang pada periode Maret-12 Mei 2020 turun hingga 39% menjadi 4,48 juta orang, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 7,31 juta orang. Total kendaraan turun 27% secara tahunan menjadi 1,35 juta unit, dibandingkan 1,84 juta unit.
(Baca: Beli 11 Kapal Motor Penumpang, ASDP Anggarkan Belanja Modal Rp 1,6 T)
Penurunan total kendaraan terbesar yaitu kendaraan roda empat penumpang pribadi yakni sebesar 44% menjadi 220 ribu unit dari 395 ribu unit tahun lalu. Sedangkan kendaraan barang turun 8% menjadi 783 ribu unit dari 853 ribu unit.
Ira mengatakan, seluruh sektor penyeberangan memang mengalami penurunan signifikan kecuali logistik karena hanya turun 8%. Menurutnya hal itu karena produksi dan kegiatan manufaktur memang juga sedikit terhenti sehingga konsumsi masyarakat sedikit turun.
Untuk itu, selama pandemi berlangsung, ASDP lebih fokus melayani angkutan logistik setelah adanya penghentian sementara operasional penyeberangan penumpang. "Hal ini agar layanan logistik tetap berjalan lancar sehingga pasokan kebutuhan pokok ke seluruh Indonesia tetap terjaga," kata Ira.
(Baca: Erick Thohir Tunjuk Dua Direktur Baru ASDP Indonesia Ferry)