Komisi Pemilihan Umum atau KPU memeriksa lebih lanjut keamanan server data milik penyelenggara pemilu itu terkait dengan dugaan 2,3 juta data masyarakat pemilih diretas. Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Viryan Azis di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa KPU langsung memeriksa data internal mereka sejak beredarnya klaim peretasan tersebut.
"KPU RI sudah bekerja sejak tadi malam menelusuri berita tersebut lebih lanjut, melakukan cek kondisi internal (server data) dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, informasi lebih lanjut akan disampaikan kemudian," kata Viryan Azis dikutip dari Antara, Jumat (22/5).
(Baca: Tokopedia dan Bukalapak Diretas, Ini Dua Modus Bobol E-commerce)
Pada Kamis (21/5) peretas mengklaim telah membobol 2,3 juta data warga Indonesia dari situs KPU. Informasi berasal dari akun media sosial @underthebreach yang pernah mengabarkan kebocoran data ecommerce Tokopedia pada awal bulan ini.
"Aktor (peretas) membocorkan informasi 2.300.000 warga Indonesia. Data itu termasuk nama, alamat, nomor ID, tanggal lahir, dan lainnya," cuit @underthebreach.
Akun itu juga menyebutkan bahwa data pemilih tersebut berdasarkan data 2013. Tidak hanya itu, peretas juga mengklaim akan membocorkan 200 juta data lainnya.
Mengenai kebocoran data pemilih itu, menurut Viryan, data tersebut merupakan soft file dari daftar pemilih tetap Pemilu 2014. "Soft file data KPU tersebut (format pdf) dikeluarkan sesuai dengan regulasi dan untuk memenuhi kebutuhan publik bersifat terbuka. Picture ini berdasarkan meta datanya tanggal 15 November 2013," katanya.
Viryan juga menjelaskan jumlah datar pemilih tetap pada Pemilu Presiden 2014 tidak sampai 200 juta jiwa, tetapi 190 juta jiwa.
(Baca: Laporkan DPT Ganda, Adik Prabowo Sebut Tiga Tanggal Kelahiran Janggal)