Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Kementerian Kesehatan mendapatkan target untuk meningkatkan uji spesimen virus corona menjadi 10 ribu per hari. Presiden Joko Widodo menagih target tersebut dicapai dalam waktu dekat agar pemerintah dapat memetakan tingkat penyebaran virus corona di tengah rencana pemberlakuan normal baru atau new normal.
Uji spesimen menggunakan metode polymerase chain reaction atau PCR saat ini masih jauh dari target. Total jumlah spesimen yang telah diperiksa per 26 Mei 2020 baru mencapai 188.302 atau sebanyak 688 spesimen per satu juta populasi. Dari hasil tersebut, sebanyak 23.165 orang dinyatakan positif dengan penambahan kasus baru sebanyak 415 orang secara nasional.
"Saya minta target uji spesimen 10.000 per hari yang sudah diberikan target beberapa bulan yang lalu untuk dikejar sehingga ada sebuah kecepatan," kata Jokowi saat membuka Rapat Terbatas Percepatan Penanganan Covid-19 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/5).
Menurut dia, hingga saat ini masih ada beberapa provinsi dengan jumlah kasus penambahan yang cukup tinggi seperti di Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Papua dan Nusa Tenggara Barat. Peningkatan kapasitas pengujian harus dilakukan untuk mengetahui seberapa luas tingkat penyebarannya.
(Baca: Jokowi Bakal Berlakukan New Normal di Sejumlah Daerah, Ini Syaratnya)
Mantan Walikota Solo itu meminta Gugus Tugas untuk lebih fokus menangani wabah di daerah-daerah tersebut. Seluruh rumah sakit baik itu rujukan maupun darurat harus meningkatkan fasilitas kesehatan guna mengantisipasi risiko terjadinya ledakan jumlah pasien.
"Gugus Tugas agar fokus pada provinsi dengan kasus barunya yang cukup tinggi, terutama di Jawa untuk dibantu diberikan dukungan penuh pada Provinsi Jawa Timur terutama yang berkaitan dengan kesiapan rumah sakit darurat dan rumah sakit rujukan," kata Jokowi.
Adapun target pengujian 10 ribu spesimen per hari telah ditetapkan Jokowi sejak 11 Mei 2020. Pada saat itu kemampuan uji PCR baru mencapai 4.000-5.000 spesimen tiap harinya.
(Baca: Kasus Melonjak, WHO Sebut Benua Amerika Jadi Episentrum Baru Corona)
Atas dasar itu, Presiden menginginkan adanya perbaikan terkait pengujian spesimen corona dengan metode PCR. Dia meminta agar seluruh laboratorium yang menjadi rujukan pengujian spesimen corona dimaksimalkan.
Sejauh ini ada 104 laboratorium yang masuk dalam jaringan pemeriksaan corona. Hanya saja, baru setengah dari jumlah tersebut yang sudah melakukan pengujian spesimen corona dengan PCR.
Sebelumnya, Jokowi berencana memberlakukan tatanan normal baru atau new normal bagi sejumlah daerah. Namun, dengan syarat, penyebaran virus corona di daerah tersebut sudah menurun dan rendah atau memiliki reproduction rate di bawah 1.