Respons WHO, Pemerintah Waspadai Penularan Corona di Ruang Tertutup

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.
Penyemprotan disinfektan di sebuah sekolah di Sawah Besar, Jakarta, Senin (22/6/2020). Pemerintah menyebut droplet kecil virus corona bsia menyebar lewat udara di ruang tertutup.
10/7/2020, 19.18 WIB

“Tapi itu biasanya dalam setting ruangan tertutup seperti bus, pusat perdagangan, restoran yang menggunakan ventilasi buatan atau AC,” kata Mahardika dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (10/7).

Dia menyarankan masyarakat menggunakan lampu ultraviolet (UV) untuk mematikan virus. Ia menjelaskan karakteristik corona yang labil karena berselubung lemak sangat lemah terhadap pancaran sinar ungu yang kuat. “Perlu menjadi salah satu strategi mengurangi risiko,” katanya.

Pakar kedokteran mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Dr. Budiman Bela mengatakan pencegahan paling efektif tetap menggunakan masker dengan tertib. Ini lantaran pelindung muka akan menahan virus menyebar termasuk lewat udara. “Karena betul bisa menular di tempat tertutup apalagi kalau memiliki suhu dingin,” katanya.

WHO telah memperbarui panduan mereka tentang penyebaran Covid-19. Hal ini setelah para ilmuwan menemukan bahwa corona bisa menular lewat udara. Namun organisasi global itu menyatakan belum ada bukti definitif bahwa transmisi virus bisa terjadi secara aerosol.

Pimpinan Teknis Pengendali dan Pencegahan Infeksi WHO Benedetta Allegranzi menyatakan kemungkinan penularan melalui udara bisa terjadi terutama dalam kondisi yang sangat spesifik, padat, tertutup, pengaturan ventilasi yang buruk, "Namun, bukti perlu dikumpulkan dan ditafsirkan, dan kami terus mendukung hal tersebut," ujarnya

(Baca: WHO: Muncul Bukti Covid-19 Bisa Menyebar Melalui Udara)

Halaman: