Hingga Akhir Juli, Serapan Beras Bulog Capai 60% dari Target 2020

ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/foc.
Sejumlah pekerja mengangkut beras di gudang Bulog Sub-Divre Serang, di Serang, Banten, Selasa (7/7/2020). Hingga pekan keempat Juli, Bulog telah menyerap 850 ribu beras atau setara 60,7% dari taregt.
28/7/2020, 13.24 WIB

Perum Bulog terus melakukan penyerapan gabah dan beras petani pada musim panen raya untuk menjaga stok. Mereka mencatat hingga pekan keempat Juli 2020, realisasi pengadaan beras dalam negeri telah mencapai 850 ribu ton di seluruh Indonesia.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan realisasi penyerapan tersebut setara 60,7% dari target. Hingga akhir tahun, Bulog menargetkan pengadaan beras dalam negeri mencapai 1,4 juta ton.

"Pada saat kondisi panen di seluruh wilayah Indonesia, Bulog menjamin semua wilayah dapat dijangkau oleh satker Bulog," kata Budi dalam keterangan tertulis Bulog, Selasa (28/7).

Penyerapan gabah dan beras itu dilakukan untuk memupuk stok cadangan pemerintah guna memenuhi kebutuhan sampai akhir tahun. Selain itu, pengadaan ini juga demi menggerakkan perekonomian petani dan memulihkan roda perekonomian nasional.

Buwas hari ini mengunjungi lokasi panen raya di Desa Rancaseneng Kecamatan Cikeusik, Pandeglang Banten. Ia didampingi oleh sejumlah direksi serta Bupati Pandeglang Irna Narulita, Kapolres AKBP Sofwan Hermanto, dan Dandim Letkol Inf. Denny Juwon Pranata.

Dia menjelaskan kunjungan ini untuk memastikan Bulog bisa menyerap hasil panen di seluruh wilayah Indonesia. "Contohnya seperti saat ini di Pandeglang ada sekitar 400 hektar sawah yang sedang panen," ujar dia.

Penyerapan secara serentak ini bertujuan untuk menjaga harga jual petani selama masa panen. Hal ini sesuai dengan salah satu tugas yang diamanatkan kepada Bulog, yaitu menyerap bahan pangan pokok khususnya gabah/beras dari petani.

Sedangkan penyerapan dilakukan melalui kelompok tani, kelompok penggilingan dan stakeholder lainnya. “Bulog konsisten membantu kehidupan petani, terlebih di masa sulit seperti sekarang," ujar Budi.

Reporter: Rizky Alika