Dirut Bulog Mengeluh Harga Beras Impor Lebih Murah Dibandingkan Lokal
Perum Bulog mencatat harga rata-rata beras premium impor lebih murah daripada beras lokal. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan rata-rata harga beras premium impor hanya Rp 6.500 per kilogram, sedangkan rata-rata harga beras lokal Rp 10 - 11 ribu per kilogram. Perhitungan harga beras impor tersebut menggunakan kurs Rp 15 ribu per dolar AS.
"Memang bagus harga beras impor, karena sistem di sana sudah sesuai standar," kata Budi Waseso dalam sebuah webinar, Kamis (2/7).
Harga beras, menurut dia, masih menjadi tantangan di Indonesia. Pasalnya, petani lokal masih menggunakan cara konvensional sehingga menimbulkan biaya yang lebih mahal.
(Baca: Bulog Serap 700 Ribu Ton Beras Petani Selama Semester I 2020)
Meski beras impor lebih murah, ia mengatakan Indonesia tidak harus mengimpor beras dan harus berpihak kepada petani. "Ini harga diri kita negara agraris, harusnya tidak boleh impor pangan," ujar dia.
Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung Bustanul Arifin mengatakan harga beras lokal lebih mahal karena upah tenaga kerja dan sewa lahan tinggi. "Mengapa upah tenaga kerja naik? Karena pemuda desa tidak ada yang mau bertani," katanya.
Berdasarkan data International Rice Research Institute (IRRI) 2016, biaya produksi padi di Indonesia sebesar Rp 4.079 per kilogram. Komponen biaya produksi padi tersebut meliputi biaya bibit, pupuk, pestisida, sewa tanah, irigasi, dan lainnya.
(Baca: Harga Beras hingga Emas Perhiasan Turun, Inflasi Juni Diprediksi 0,02%)
Sementara Vietnam bisa menghasilkan beras dengan biaya produksi sebesar Rp 1.679 per kilogram. Biaya produksi beras di Indonesia juga lebih tinggi dari Filipina sebesar Rp 3.224 per kilogram, Tiongkok Rp 3.661 per kilogram, India Rp 2.306 per kilogram, dan Thailand Rp 2.291 per kilogram.
Secara rinci, biaya sewa tanah dan buruh lepas menjadi beban terbesar dalam produksi beras di Indonesia. Biaya sewa tanah di Indonesia setara dengan Rp 1.719 per kilogram sedangkan buruh lepas sebesar Rp 1.115 per kilogram. Padahal, biaya sewa tanah di Vietnam setara Rp 387 per kilogram dan buruh lepas setara Rp 120 per kilogram.