Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memberi lampu hijau untuk memulai kembali pembelajaran tatap muka di sekolah yang masuk zona kuning corona. Keputusan ini diambil karena pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara berkepanjangan berdampak buruk bagi siswa.
Nadiem mengatakan ada siswa yang terancam putus sekolah dan terpaksa bekerja karena tak memiliki kondisi PJJ yang optimal. Ada pula kemungkinan persepsi orang tua berubah mengenai peran sekolah karena proses belajar mengajar yang tidak optimal.
"Sehingga ancaman putus sekolah ini sesuatu yang riil dan bisa berdampak seumur hidup bagi anak-anak kita," kata Nadiem dalam konferensi virtual, Jumat (7/8).
Selain Nadiem, dalam pengumuman tersebut hadir Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Kepala Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Nadiem menilai PJJ menurunkan capaian belajar siswa karena kesenjangan kualitas belajar antara siswa yang memiliki akses teknologi dan yang tidak. Kemudian, ada peningkatan kekerasan pada anak ketika PJJ diterapkan.
"Serta risiko psikososial dengan stres di dalam rumah tidak bisa keluar, tidak bertemu temannya, dan lain-lain," katanya.
Atas dasar itu, pemerintah akhirnya memutuskan untuk membolehkan kembali pembelajaran tatap muka di sekolah yang masuk zona kuning Covid-19. Nadiem menjelaskan ada 43% peserta didik yang berada di dalam zona hijau dan kuning.
Mayoritas berasal dari daerah tertinggal dan terluar di Indonesia. "Semua data mengenai zonasi kuning, hijau, dan lainnya itu berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19," ujar mantan bos Gojek tersebut.
Sedangkan Doni mengatakan, total ada 245 kabupaten dan kotamadya yang dikategorikan zona hijau dan kuning corona.Sebanyak 31 daerah yang saat ini masuk zona hijau karena belum terdampak corona.
Sedangkan 51 masuk zona hijau karena sudah tidak ada kasus Covid-19 baru dalam empat pekan terakhir. Selain itu ada 163 kabupaten/kota yang masuk zona kuning.
"Ini akan bisa dilakukan kegiatan belajar tatap muka, tapi sesuai kebijakan Kemendikbud, polanya hampir sama dengan zona hijau," kata Doni.