Jokowi Yakin Kondisi RI Kembali Normal saat Vaksin Covid Ditemukan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini pandemi virus corona Covid-19 tak akan terjadi selamanya. Menurutnya, Indonesia akan kembali ke kondisi normal ketika vaksin virus corona sudah ditemukan.
Jokowi mengatakan, vaksin tersebut diperkirakan bisa diproduksi mulai awal tahun 2021. "Artinya nanti Januari (2021), semuanya divaksin, setelah itulah kita akan masuk ke situasi seperti sebelum pandemi yang lalu," kata dia di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (19/8).
Untuk saat ini, Jokowi menyebut vaksin tersebut masih membutuhkan waktu untuk uji klinis fase ketiga. Sebab, vaksin tersebut sedang diujicobakan kepada sekitar 1.620 relawan.
Jokowi sempat menyaksikan uji coba vaksin tersebut di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Jawa Barat pada Selasa (11/8). "Kemarin sudah saya cek sendiri di Bandung," uajrnya.
Seiring dengan hal tersebut, Jokowi meminta para pelaku usaha kecil dan mikro untuk bisa tetap semangat dan bekerja keras. Kepala Negara menyadari bahwa para pelaku usaha kecil dan mikro kesulitan karena adanya pandemi corona.
Kondisi itu pun dialami oleh para pengusaha berskala menengah dan besar. Walau demikian, mantan Walikota Solo ini menilai mereka tak boleh pantang menyerah.
"Kalau kita kerja keras, kita akan bisa lepas dari ujian dan cobaan yang diberikan kepada kita semuanya,” kata Jokowi.
Untuk membantu para pelaku usaha kecil dan menengah, pemerintah akan meluncurkan program bantuan modal kerja produktif mulai pekan depan. Program bernama Bantuan Presiden (Banpres) Produktif itu akan diberikan kepada 9,1 juta pelaku usaha kecil dan mikro.
Lewat Banpres Produktif, masing-masing pelaku usaha kecil dan mikro akan mendapatkan bantuan senilai Rp 2,4 juta. “Pemerintah pada minggu depan akan membagikan yang namanya modal kerja darurat namanya Banpres Produktif,” ujar dia.
Selain bantuan bansos produktif tersebut, pemerintah saat ini telah memberikan bantuan subsidi bunga bagi para pelaku UMKM. Semakin kecil skala pinjaman, maka semakin besar subsidi bunga yang diberikan pemerintah. Pemerintah bahkan membayarkan subsidi pada bunga hingga 25% pada UMKM dengan pinjaman di bawah Rp 10 juta.
Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan serapan anggaran program bantuan tersebut masih rendah atau baru mencapai Rp 1,5 triliun dari pagu Rp 35,28 triliun. Menurut dia, penyerapan realisasi insentif subsidi bunga masih kecil karena terdapat masalah pada perbankan atau berbagai lembaga keuangan dalam melakukan komunikasi dengan UMKM.
“Masih ada persoalan perbankan atau lembaga keuangan dalam berkomunikasi ke UMKM maupun proses pendaftaran untuk mendapat subsidi. Ini dievaluasi,” ujarnya.
Meski penyaluran masih rendah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan realisasi subsidi bunga UMKM telah dinikmati oleh lebih dari 2,4 juta debitur. Di sisi lain, pemerintah juga menempatkan dana Rp 30 triliun di 4 bank Himbara yang detailnya bisa dilihat dalam databoks di bawah.
Dengan penempatan dana tersebut, perbankan diharapakan dapat menyalurkan pinjaman modal kerja kepada UMKM dengan plafon di bawah Rp 10 miliar.