Bertepatan dengan momen peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-92, Rabu (28/10), Presiden Joko Widodo meresmikan TVRI Stasiun Papua Barat. Stasiun TVRI ke-30 ini diharapkan mampu melayani dan menyediakan informasi berkualitas bagi masyarakat di wilayah itu.
“Untuk menegaskan keseriusan komitmen untuk menjaga persatuan dan pemerataan akses informasi, di momen Sumpah Pemuda yang ke-92 ini, TVRI Stasiun Papua Barat sebagai Stasiun TVRI yang ke-30 akan segera diresmikan,” ujar Presiden dalam sambutan virtualnya.
Stasiun ini, menurutnya, akan menyediakan berbagai informasi berkualitas bagi masyarakat Papua. Sehingga masyarakat Papua mendapatkan akses informasi yang sama dengan masyarakat di wilayah Indonesia lainnya.
Jokowi menyatakan, salah satu sarana untuk mengetahui wajah Indonesia dan berbagai perkembangan yang terjadi di Indonesia dan dunia adalah melalui televisi. “Apa yang terjadi di Papua dapat diketahui oleh masyarakat di Jawa, Sumatra dan sebagainya. Sebaliknya, apa yang terjadi di berbagai wilayah Tanah Air juga dapat diketahui oleh masyarakat di Papua,” ujarnya.
Presiden berharap dengan adanya stasiun ini, TVRI tetap bekerja menjadi menjadi media pemersatu bangsa.
Peringatan Sumpah Pemuda
Dalam sambutannya Jokowi juga mengungkapkan bahwa momen Sumpah Pemuda yang diperingati hari ini, merupakan peristiwa yang sangat penting. Saat itu, 92 tahun yang lalu, para pemuda dari seluruh penjuru Nusantara menyisihkan berbagai perbedaan.
Anak-anak muda yang berbeda suku, agama, maupun bahasa daerah itu bersumpah menjadi Indonesia yang satu: tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. “Kini, 92 tahun telah berlalu, semangat Sumpah Pemuda harus terus menyala,” kata Jokowi
Dalam arus besar globalisasi, lanjutnya, yang sering terjadi adalah persaingan yang sengit antarnegara dan juga antarindividu. Tidak jarang kompetisi itu berujung pada upaya saling mengalahkan dan saling menghancurkan yang kemudian menjadi energi negatif yang merugikan semuanya.
Sumpah Pemuda, menurut Jokowi, justru membawa energi positif yang menyatukan. “Persaingan dan perbedaan tidak harus membuat kita melupakan adanya masalah-masalah bersama, kepentingan-kepentingan bersama, maupun tujuan-tujuan bersama. Yang semuanya bisa kita selesaikan dengan cara bersatu dan bekerja sama,” katanya.
Mantan Walikota Solo ini berpandangan bahwa bersatu dan bekerja sama adalah kunci untuk mencapai Indonesia Maju. Untuk itu, upaya-upaya untuk menjaga persatuan harus terus dilakukan.
Menjadi Indonesia tidak cukup hanya dengan menjadi bagian dari wilayah Indonesia. “Kita harus saling membantu satu sama lain dalam semangat solidaritas. Tidak ada Jawa, tidak ada Sumatra, tidak ada Sulawesi, tidak ada Papua, yang ada adalah saudara sebangsa dan setanah air,” ujarnya.
Selain itu, Jokowi juga menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur yang memudahkan konektivitas antarwilayah akan dilanjutkan untuk mempersatukan Indonesia. “Dengan pembangunan yang merata dan berkeadilan, maka masyarakat Papua, masyarakat Aceh, dan masyarakat Indonesia di berbagai wilayah merasa menjadi bagian dari Indonesia, merasa memiliki Indonesia, serta ikut berkontribusi untuk memajukan Indonesia,” tuturnya.