Indonesia telah mendapatkan perpanjangan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) dari Amerika Serikat. Kedua negara pun akan meningkatkan kerja sama dalam perjanjian dagang terbatas (LTD) sehingga transaksi dagang Indonesia-AS ditargetkan meningkat dua kali menjadi US$ 60 miliar atau setara Rp 876 triliun pada 2024.
Duta Besar RI untuk AS Muhammad Lutfi juga optimistis kerja sama yang diajukan Indonesia itu akan direstui Negeri Paman Sam lantaran adanya perpanjangan GSP. Oleh sebab itu ia memprediksi negosiasi LTD dapat dilakukan dengan mudah.
"Kita targetkan dengan posisi LTD ini Indonesia-AS dalam 5 tahun ke depan bisa double perdagangannya dari US$ 29 miliar menjadi US$ 60 miliar," kata Lutfi dalam konferensi pers virtual, Senin (2/11) malam.
Rencananya, Lutfi berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi dan Kementerian Perdagangan pada 5 November mendatang. Hal ini untuk menentukan pihak yang akan menuliskan surat untuk United States Trade Representative (USTR) AS.
Setelah itu, pemerintah akan menentukan pihak yang bertanggung jawab terhadap negosiasi LTD. Kemudian pada 15 November, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Plate, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan bertolak ke AS untuk mendiskusikan rencana LTD tersebut.
Lutfi juga memperkirakan LTD bakal mendorong investasi AS di pasar digital Tanah Air. Apalagi permasalahan teknologi digital di Indonesia ialah aksesnya yang sulit serta mahal. Padahal, akses teknologi berbiaya murah menjadi syarat utama di masa mendatang.
Selain itu dalam tiga tahun ke depan, Lutfi akan menawarkan AS untuk berinvestasi pada sektor pendidikan dan kesehatan melalui platform digital. Sebagai contoh, investasi cara belajar mengingat biaya internet masih mahal bagi murid-murid di Indonesia.
Kemudian, ia juga akan menawarkan platform digital pada bidang pelayanan kesehatan. Lutfi mencatat, jumlah bayi yang lahir di Tanah Air mencapai 400 bayi per tahun, sementara jumlah dokter hanya sebanyak 12 ribu orang.
"Jadi satu dokter melayani 400 bayi. Bagaimana berikan terobosan? Kita masuk platform digital," ujar mantan Menteri Perdagangan itu.
Selain pasar digital, perjanjian dagang tersebut diproyeksikan dapat mengoptimalkan kerja sama pada bidang energi dan infrastruktur, serta peningkatan arus investasi.
Selain merupakan perekonomian terbesar dunia, pasar AS selama ini dikenal sangat menjanjikan karena besarnya populasi yang mencapai 331 juta orang dan memiliki daya beli sangat tinggi. Adapun, pendapatan per kapita masyarakat AS pada 2019 lalu mencapai US$ 65 ribu atau lebih dari Rp 900 juta per tahun.
Pada tahun yang sama, konsumsi rumah tangga masyarakat AS juga mencapai US$ 16 triliun per tahun atau setara dengan sepertiga konsumsi dunia.