Vaksin Pfizer Efektif, Pemerintah Buka Peluang Kerja Sama

ANTARA
Seorang pekerja menyiapkan pengemasan obat-obatan padat.
Penulis: Pingit Aria
12/11/2020, 17.59 WIB

Epidemiolog indonesia dari Griffith University Australia, Dicky Budiman pun meminta pemerintah tak buru-buru membeli vaksin dari Pfizer setelah klaim mengenai efektivitasnya. Menurutnya, semua pihak masih harus menunggu data yang dimuat dalam jurnal ilmiah mengenai respons imun, keamanan dan tantangan logistik vaksin ini.

"Walaupun berita baik kita sambut positif, tapi harus tetap kritis. Vaksin adalah produk kesehatan yang perlu keamanan ekstra," ujarnya.

Menurutnya, ketika Pfizer mengklaim bahwa vaksinnya lebih dari 90 persen efektif, harus diketahui juga bahwa yang dimaksud itu baru hanya penurunan 90% kasus simptomatik, bukan infeksi. Apalagi, data yang dipublikasikan saat ini merupakan temuan awal.

Sebelumnya, pemerintah sudah meneken kesepakatan untuk pengadaan 143 juta dosis konsentrat vaksin yang dimulai November 2020 dengan Sinovac, kemudian Sinopharm dan CanSino masing-masing 65 juta dan 15 juta hingga 20 juta konsentrat vaksin.

Selain dengan Tiongkok, Indonesia menjalin kerja sama vaksin dengan perusahaan teknologi G-24 asal Uni Emirat Arab (UAE) pertengahan Agustus dengan memasok 10 juta dosis vaksin melalui kerja sama dengan PT Kimia Farma.

Kemudian masih ada 100 juta dosis vaksin Covid-19 yang diproduksi AstraZeneca diharapkan dapat dilakukan pengiriman pertama pada kuartal kedua 2021.

Halaman:
Reporter: Antara