Rusia Direct Investment Fund atau RDIF mengumumkan harga vaksin virus corona buatan Sputnik V untuk pasar internasional kurang dari US$ 10 atau sekitar Rp 140.000 per dosis. Vaksin tersebut akan tersedia pada Februari 2021.
Itu berarti satu orang yang membutuhkan dua dosis vaksin hanya perlu membayar US$ 20 atau Rp 280.000. Sedangkan untuk warga Rusia, vaksin Covid-19 akan diberikan gratis.
Harga vaksin Sputnik V itu lebih rendah dari dua perusahaan farmasi Amerika Serikat, yaitu Pfizer Inc yang mematok harga vaksin US$ 19,5 per dosis dan Moderna US$ 35-US$ 50 per dosis. "Gamaleya Center telah mengembangkan satu dari beberapa vaksin yang efektif melawan Covid-19 di dunia dengan tingkat efikasi lebih dari 90% dan harga dua kali lebih rendah dari vaksin lain yang khasiatnya sama," kata CEO RDIF Kirill Dmitriev dalam keterangan tertulis pada Selasa (24/11).
Selain itu, vaksin asal Rusia itu dapat disimpan dalam suhu 2-8 derajat Celcius sehingga memudahkan distribusi ke wilayah terpencil termasuk daerah tropis. Hal itu berbeda dengan vaksin Pfizer yang membutuhkan tempat penyimpanan ultra dingin hingga -70 derajat Celcius.
Sejauh ini, RDIF dan sejumlah perusahaan farmasi telah membuat kesepakatan untuk memproduksi vaksin untuk 500 juta orang per tahun mulai 2021. Namun, RDIF mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan lebih banyak negara untuk meningkatkan kapasitas vaksin.
Adapun distribusi vaksin Sputnik bakal dimulai pada Januari 2021 untuk mitra eksisting. Sedangkan konsumen lain yang sudah memasukkan permintaan akan mendapatkan vaksin pada Maret 2021.
"Kami siap mendistribusikan vaksin Sputnik V untuk pasar luar negeri. Terima kasih untuk mitra produksi di India, Brazil, Korea Selatan, Tiongkok, dan empat negara lain," ujar Dmitriev.
Kemanjuran Vaksin Sputnik Bisa Capai 95%
Pusat Penelitian Nasional untuk Epidemiologi dan Mikrobiologi, N.F.Gamaleya Kementerian Kesehatan Rusia (Gamaleya Center) dan RDIF mengumumkan hasil positif dari analisis data interm kedua. Evaluasi efikasi yang dilaksanakan selama 28 hari setelah 40.000 relawan mendapatkan suntikan pertama dari vaksin atau plasebo menunjukkan kemanjuran 91,4%.
Kemudian analisis dilanjutkan dengan pemeriksaan terhadap 20, 39, dan 78 kasus infeksi. Pada pemeriksaan 39 relawan terinfeksi Covid-19, terdapat 31 orang yang mendapatkan suntikan plasebo dan hanya delapan orang yang menerima vaksin. Itu berarti perbandingan kelompok plasebo dan penerima vaksin mencapai 3:1.
Peneliti pun menganalisa data awal tersebut pada hari ke-42 setelah dosis pertama diterima relawan. Jangka waktu tersebut setara dengan 21 hari setelah dosis kedua di mana relawan telah membentuk respon imun yang stabil. Hasilnya pun menunjukkan tingkat efikasi vaksin di atas 95%.
Analisis data berikutnya akan dilakukan pada 78 kasus virus corona yang dikonfirmasi di antara para relawan. Dengan begitu akan ada analisis data akhir uji klinis Fase III.
Per 24 November 2020, lebih dari 22.000 relawan telah mendapat suntikan pertama dan lebih dari 19.000 orang mendapatkan suntikan vaksin kedua di 29 fasilitas kesehatan di Rusia. Uji klinik vaksin tersebut juga dilaksanakan di Uni Emirat Arab, Venezuela, dan negara lain seperti India.
Sejauh ini, belum ada efek samping berat yang ditemukan dalam uji klinik. Beberapa efek samping ringan yang dirasakan relawan hanya berupa sakit pada area suntikan dan gejala flu seperti demam, lemah, kelelahan, dan sakit kepala.
Dalam uji klinik, keselamatan vaksin terus dipantau dan dianalisa oleh Independent Monitoring Committee dengan para ahli Rusia. Pengumpulan, kontrol kualitas, dan pemrosesan data dilaksanakan sesuai dengan standar GCP ICH dan melibatkan partisipasi aktif dari Departemen Kesehatan Moskow dan Crocus Medical, dan organisasi penelitian di Rusia.
Di sisi lain, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan bahwa vaksin Covid-19 tidak saja bisa melindungi diri sendiri, tetapi juga orang lain yang tidak mendapatkan vaksinasi.
"Pemerintah memastikan vaksin Covid-19 aman untuk digunakan manusia, karena harus melalui tahapan uji praklinis dan klinis untuk memastikan keamanan, efektifitas dan dosis yang aman untuk digunakan manusia. Risiko yang ditimbulkan vaksin sangat rendah dan manfaat jauh lebih tinggi," kata Wiku pada Selasa (10/11).
Meski begitu, Wiku kembali mengingatkan masyarakat menerapkan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Dengan cara tersebut, Indonesia bisa segera terbebas dari pandemi Covid-19.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan