Sejumlah Kegiatan Agama Munculkan Klaster Baru Covid-19 di RI

ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/aww.
Tim velox Badan Intelijen negara (BIN) menjelaskan cara mencuci tangan saat Sosialisasi Protokol Kesehatan di Gereja Kristen Indonesia di Serang, Banten, Rabu (28/10/2020). Satgas Penanganan Covid-19 menyebut sejumlah kegiatan agama menjadi penyebab munculnya klaster baru Covid-19.
25/11/2020, 15.40 WIB

Satgas Penanganan Covid-19 menyebut sejumlah kegiatan agama telah memunculkan klaster baru virus corona. Hal itu terjadi karena peserta yang hadir tak mematuhi protokol kesehatan 3M, seperti menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan. 

Ketua Bidang Data dan Tekonologi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan klaster keagamaan pertama kali muncul dari acara sidang GPIB Sinode yang digelar Februari 2020. Dari acara tersebut muncul 24 kasus yang tersebar ke lima provinsi, yaitu lima kasus di Lampung, satu kasus di Kalimantan Barat, enam kasus di Kalimantan Timur, dua kasus di Kalimantan Tengah, dan 10 kasus di Nusa Tenggara Barat.

"Sebanyak 50% dari kasus yang ada merupakan anggota keluarga atau kerabat dari peserta yang hadir dalam acara tersebut," ujar Dewi dalam acara "Covid-19 dalam Angka" yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia pada Rabu (25/11).

Kemudian, muncul klaster dari acara bisnis seminar tanpa riba di Bogor yang juga dihelat pada Februari 2020. Acara tersebut dihadiri oleh 200 peserta yang akhirnya memunculkan 24 kasus Covid-19 dan tiga kematian di tujuh provinsi.

Secara detail, penular kasus terjadi di Lampung (1), Yogyakarta (2), Jawa Timur (10), Jawa Tengah (3), kalimantan Timur (5), dan Papua (2). Sebanyak 40% teridentifikasi sebagai keluarga atau kerabat dari peserta seminar. 

Pada Maret 2020, sebuah gereja Bethel di Lembang menggelar kegiatan keagamaan yang dihadiri oleh 637 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 226 orang terinfeksi virus corona. 

"Banyaknya kasus yang terjadi karena pendeta berjabat tangan dengan jemaat, sehingga infection rate mencapai 35%," ujarnya.

Selanjutnya, muncul klaster dari kegiatan Itjima Ulama Dunia 2020 Zona Asia di Kabupaten Goa pada Maret 2020. Acara tersebut sebenarnya tidak jadi digelar, namun 8.761 peserta sudah berdatangan sejak 8-29 Maret 2020.

Dari acara tersebut, terdapat 1.248 orang yang terinfeksi Covid-19 dan 27 meninggal dunia di 20 provinsi. Mayoritas berasal dari Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Papua Barat.

Jumlah orang yang terinfeksi tidak hanya dari peserta yang melakukan perjalanan ke Goa, juga anggota dan kerabat dekat yang ikut tertular. "Ternyata ketika ada orang berkumpul dalam jumlah besar, ada risiko penularan. Protokol 3M tidak diterapkan sehingga menyebar ke daerah-daerah lain," ujar Dewi.

Lalu, ada klaster dari Pesantren Temboro di Jawa Timur yang mengakibatkan 193 kasus di enam provinsi dan 14 kabupaten/kota. Dewi menyebut beberapa kabupaten/kota yang terinfeksi sebelumnya tak memiliki kasus positif. Namun, kembalinya santri ke rumah masing-masing menyebabkan penyebaran virus corona yang cukup masif.

"Kasus ini mencerminkan penularan Covid-19 bisa terjadi hanya dari satu titik saja," ujarnya.

Terakhir, klaster kerumunan massa Front Pembela Islam (FPI). Mereka berkumpul untuk merayakan Maulid Nabi di Tebet, Jakarta, salat Jumat di Megamendung, Bogor, dan perayaan pernikahan anak Imam Besar FPI Rizieq Shihab di Petamburan. Dari rangkaian acara tersebut, setidaknya ada 80 orang yang terkonfirmasi Covid-19.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan