Pelaksanaan pesta pernikahan menjadi salah satu acara yang dilarang saat awal pandemi corona. Namun, acara tersebut kini bisa kembali dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat.
CEO & Founder MANA Event & Wedding Organizer Ethel Riadi mengatakan dengan protokol Covid-19, pihaknya jadi harus menyiapkan pernikahan yang lebih matang. Pasalnya, penerapan protokol kesehatan penting untuk memastikan seluruh orang dalam pesta pernikahan sehat dan tidak tertular virus corona.
Salah satu protokol kesehatan yang diterapkan yaitu batasan jumlah tamu yang hanya mencapai 25% kapasitas gedung atau tempat pernikahan. Dengan batasan tersebut, tamu undangan pun biasanya hanya mencapai 100 orang, yang terdiri dari keluarga dekat dan sahabat penganten.
Selain itu, pihaknya akan memeriksa suhu tubuh semua tamu sebelum masuk ke tempat penikahan. "Jika mencapai 37 derajat Celcius tidak boleh masuk," ujar Ethel dalam Katadata Forum Virtual Series "Pesta Pernikahan di Masa Pandemi" pada Jumat (27/11).
Pihaknya juga mengharuska setiap tamu yang datang menggunakan masker. Jika ada yang tidak mengunakan masker, pihaknya akan menyediakannya di pintu masuk tempat pernikahan.
Ketika di dalam acara, para tamu dilarang bersalaman, berpegangan, dan berpelukkan dengan penganten. Saat pelaksanaan foto bersama pun para tamu hanya boleh di bawah pelaminan.
Tamu undangan juga tidak bisa mengambil makanan sendiri. Ada petugas katering yang akan memberikan makanan. Bahkan, beberapa pesta pernikahan hanya menyediakan nasi kotak untuk dibawa pulang.
Pihaknya juga memberlakukan jaga jarak agar tamu tidak berkerumun. Ethel menyebut hal itu merupakan yang paling sulit untuk dilaksanakan saat pesta pernikahan.
"Ketika kita melaksanakan pesta di taman, tidak sedikit orang yang berkumpul. Kami selalu mengingkatkan dan minta mereka untuk menjaga jarak," kata dia.
Untuk memastikan jaga jarak itu terlaksanakan, Ehtel bahkan menyiapkan kru khusus di setiap sudut ruangan pesta untuk memantau dan memperingatkan para tamu undangan.
Sehingga, setiap ada kerumunan yang terjadi bisa langsung diminta untuk menjaga jarak. Pihaknya juga memberikan tanda x pada bangku sehingga ada jarak antar tamu untuk menghindari kerumunan.
Meski begitu, tidak semua para tamu bisa patuh protokol kesehatan. Sejumlah tamu justru menyepelekan aturan yang dibuat, seperti menjaga jarak dan menggunakan masker dengan benar.
Terutama untuk keluarga penganten yang kerap kali berkumpul dan saling berdekatan. Pihaknya biasanya akan meminta izin ke penganten untuk menegur keluarga yang tak patuh protokol kesehatan.
"Kami mohon izin, mohon maaf, tidak boleh berdekatan, harus jaga jarak, harus disampaikan dengan sopan," ujar Ethel.
Begitu juga dengan tamu yang tidak menggunakan masker dengan benar. Pihaknya akan menegur agar protokol kesehatan benar-benar dipatuhi.
Dengan begitu, penganten dan para tamu bisa terhindar dari penularan virus corona. "Tolong dijaga protokol kesehatannya, untuk kebersamaan kita juga. Kami kan tidak mau jika acara yang kami buat justru jadi pusat penyebaran corona ke mana-mana," ujar dia.
Selain itu, dia juga memperhatikan kesehatan karyawannya dengan melaksanakan rapid test 2-3 hari sebelum hari pernikahan. Hal itu untuk memastikan karyawan yang bekerja saat acara pernikahan dalam kondisi sehat.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan