Menkes Sebut Potensi Vaksin Covid-19 Indonesia Capai 663 Juta Dosis

ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/wsj.
Petugas kesehatan memberikan penanganan lanjutan kepada seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mengalami reaksi usai divaksin COVID-19 saat simulasi di lingkungan Kodam IX Udayana, Denpasar, Bali, Kamis (10/12/2020). Simulasi tersebut digelar sebagai persiapan penyuntikan vaksinasi COVID-19 yang rencananya digelar pada Januari 2021.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
29/12/2020, 16.10 WIB

Pemerintah memastikan vaksin Covid-19 akan diberikan secara gratis. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan Indonesia memiliki potensi vaksin Covid-19 sebanyak 663 juta dosis. Dari jumlah itu, 329 juta dosis vaksin telah dipesan dan 334 juta dosis lainnya dapat digunakan sebagai opsi.

"Kita ada buffer yang cukup kalau ada beberapa sumber yang kemudian gagal uji klinisnya atau tertunda pengirimannya," kata Budi di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/12).

Secara rinci, pembelian vaksin akan dilakukan dari empat sumber berbeda, yaitu Sinovac, Tiongkok sebanyak 125 juta dosis untuk pesanan pasti dan 100 juta dosis unuk pesanan opsi. Kemudian, Novavax, Kanada sebanyak 50 juta dosis pesanan pasti dan 80 juta dosis pesanan potensi.

Selanjutnya, vaksin Astrazeneca, Inggris dan vaksin Pfizer, Jerman-AS. Keduanya berjumlah 50 juta dosis pesanan pasti dan 50 juta dosis pesanan opsi. "Kami harap finalisasi dengan AstraZeneca dan Pfizer akan dilakukan dalam waktu dekat ini," kata Budi.

Selain itu, Indonesia memiliki kerja sama multilateral dengan aliansi global untuk vaksin dan imunisasi (GAVI) sehingga dapai menerima vaksin secara gratis. GAVI mempertemukan organisasi dunia seperti WHO, Unicef, pelaku industri, peneliti, hingga para donator yang menaruh perhatian terhadap pengembangan vaksin.

Dari GAVI, Indonesia bisa mendapat 54 juta dosis vaksin. Meski begitu, jumlah vaksin dari Gavi tersebut masih bisa berubah. "Kisarannya 3% dari jumlah populasi atau 16 juta dosis sampai 20% dari total populasi atau 100 juta dosis," ujar dia.

HEALTH-CORONAVIRUS/VACCINES-AUSTRIA (ANTARA FOTO/REUTERS/Lisi Niesner/foc/cf)

Keseluruhan vaksin tersebut akan tiba secara bertahap. Sebanyak 122,5 juta vaksin Sinovac akan tiba pada Desember 2020-Januari 2022. Sementara, 100 juta vaksin Sinovac pesanan opsi akan tiba pada September 2021-Maret 2022.

Selanjutnya, vaksin Novavax baik untuk pesanan pasti dan pesanan opsi akan tiba pada rentang Juni 2021-Maret 2022. Selanjutnya, vaksin GAVI diperkirakan sampai pada triwulan II 2021 hingga triwulan I 2022.

Untuk vaksin AstraZeneca, waktu tiba diperkirakan pada triwulan 2 2021-triwulan I 2022. Sementara, vaksin Pfizer akan mendarat di Tanah Air pada triwulan III 2021-triwulan I 2022.

Adapun, total kebutuhan vaksin di Indonesia mencapai 426 juta dosis. Hal ini dengan memperhitungkan target vaksinasi kepada 181 juta rakyat untuk mencapai kekebalan komunitas (herd immunity).

Dari 181 juta penduduk, setiap orang perlu divaksinasi sebanyak dua kali. Selain itu, perlu ada vaksin cadangan sebanyak 15% sesuai dengan ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Ini adalah jumlah yang sangat besar, untuk itu pemerintah sudah berusaha keras untuk memastikan kita bisa mengamankan jumlah ini," ujar dia.

Adapun, proses vaksinasi terbagi menjadi dua gelombang, yaitu gelombang pertama pada Januari-April 2021 dan gelombang kedua pada April 2021-Maret 2022. Pada gelombang pertama, vaksinasi dilakukan terlebih dahulu kepada 1,3 juta petugas tenaga kesehatan.

Setelah itu, vaksin akan diberikan kepada petugas publik sebanyak 17,4 juta orang. Kemudian lansia akan diberikan vaksin sebanyak 21,5 juta orang. Meski begitu, pemberian vaksin kepada lansia akan menunggu informasi keamanan vaksin kepada kelompok usia lanjut.

Selanjutnya, vaksinasi pada gelombang dua akan diberikan kepada masyarakat rentan, yaitu masyarakat di daerah dengan risiko penularan tinggi sebanyak 63,9 juta orang. Berikutnya, masyarakat lainnya sebanyak 77,4 juta.

Reporter: Rizky Alika